kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,43   -20,30   -2.19%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak melambung di tengah pelemahan dollar


Rabu, 03 Juni 2015 / 06:56 WIB
Harga minyak melambung di tengah pelemahan dollar
ILUSTRASI. Ketua Komisioner KPU Hasyim Asy'ari bersiap menyampaikan keterangan pers jelang Pengundian Nomor Urut Capres-Cawapres Pilpres 2024 di Kantor KPU, Jakarta, Senin (13/11/2023). Pengundian nomor urut Capres-Cawapres Pilpres 2024 akan digelar di KPU pada hari Selasa (14/11/2023) pukul 18.30 WIB. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.


Sumber: AFP | Editor: Yudho Winarto

NEW YORK. Penurunan tajam kurs dollar akibat peningkatan data ekonomi zona euro mengirim harga minyak New York ke level tertinggi baru di 2015 pada Selasa (Rabu pagi WIB), sekalipun para pejabat di OPEC menyatakan akan mempertahankan pagu produksi mereka.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, naik 1,06 dollar AS menjadi pada 61,26 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent untuk penyerahan Juli naik 61 sen menjadi menetap di 65,49 dollar AS per barel.

Dollar kehilangan lebih dari dua % terhadap euro, dan 0,5 % terhadap yen, setelah angka inflasi Eropa datang di 0,3 % pada Mei, lebih baik dari yang diperkirakan sehingga mengurangi ketakutan atas deflasi.

"Saya pikir hal terbesar adalah dollar. Ada korelasi pembalikan sangat kuat dengan harga minyak. Jadi, apa pun dollar bergerak lebih rendah bisa menggerakkan pasar minyak mentah lebih tinggi," kata Kyle Cooper dari IAF Advisors.

Lonjakan harga terjadi meski masih sedikit perubahan dalam situasi kelebihan pasokan minyak mentah global.

Para pejabat dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menyatakan mereka akan mempertahankan tingkat produksi saat ini ketika mereka bertemu tentang situasi pasar di Wina, Jumat (5/6).

Dipimpin oleh Arab Saudi, OPEC telah mengimbangi penurunan tajam harga selama tahun lalu dengan peningkatan produksi, dalam apa yang beberapa orang percaya adalah strategi untuk mendorong produsen biaya tinggi, terutama produsen-produsen serpih (shale) yang berbasis di Amerika Serikat, keluar dari pasar.

"Jawabannya adalah ya ... Permintaan sedang meningkat. Pasokan sedang melambat. Ini adalah fakta. Pasar sedang mengalami stabilisasi. Anda dapat melihat bahwa saya tidak tertekan, bahwa saya senang," kata Menteri Perminyakan Saudi Ali al-Naimi.

Analis mengawasi pertemuan OPEC pada 5 Juni. Sejauh ini, tidak ada tanda-tanda bahwa kartel akan memotong kuota produksinya pada pertemuan ini.

Kartel mempertahankan kuota produksi 30 juta barel per hari pada pertemuan November tahun lalu.

Cooper mengatakan para pedagang juga memperkirakan bahwa laporan pasar minyak mingguan AS pada Rabu akan menunjukkan tanda-tanda lebih besar dari pengetatan, permintaan lebih tinggi dan produksi lebih rendah, yang akan mendukung harga lebih tinggi.

Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu akan menerbitkan laporannya tentang data minyak mentah pekan lalu. Para pedagang ingin menemukan lebih banyak petunjuk tentang pasar minyak mentah dari laporan ini.

Untuk pekan yang berakhir pada 29 Mei, pasokan minyak mentah AS turun 2,8 juta barel menjadi 479,4 juta, 86,4 juta barel lebih banyak dari setahun sebelumnya, menurut EIA. Persediaan di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk kontrak AS kehilangan 430.000 barel menjadi 60,01 juta barel. Produksi minyak mentah AS naik 304.000 barel menjadi 9,566 juta barel per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×