kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   25.000   1,49%
  • USD/IDR 16.450   35,00   0,21%
  • IDX 6.380   -139,26   -2,14%
  • KOMPAS100 926   -23,75   -2,50%
  • LQ45 725   -12,49   -1,69%
  • ISSI 196   -6,34   -3,13%
  • IDX30 379   -3,71   -0,97%
  • IDXHIDIV20 456   -5,75   -1,25%
  • IDX80 105   -2,26   -2,11%
  • IDXV30 108   -2,36   -2,13%
  • IDXQ30 124   -0,95   -0,75%

Harga Minyak Jatuh 1% Selasa (4/3) Siang, Brent ke US$70,72 dan WTI US$67,58


Selasa, 04 Maret 2025 / 15:49 WIB
Harga Minyak Jatuh 1% Selasa (4/3) Siang, Brent ke US$70,72 dan WTI US$67,58
ILUSTRASI. An oil pump jack pumps oil in a field near Calgary, Alberta, July 21, 2014. Pump jacks are used to pump crude oil out of the ground after an oil well has been drilled. REUTERS/Todd Korol


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak terus merosot pada Selasa (4/3), setelah laporan bahwa OPEC+ akan melanjutkan rencana kenaikan produksi pada April.

Selain itu, pasar bersiap menghadapi dampak tarif baru AS terhadap Kanada, Meksiko, dan China, serta tarif balasan dari Beijing.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 90 sen atau 1,26% menjadi US$70,72 per barel pada pukul 08:27 GMT.

Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 79 sen atau 1,16% menjadi US$67,58 per barel.

Baca Juga: OPEC+ akan Naikkan Produksi, Harga Minyak Berpotensi Turun ke US$ 67 Per Barel

Faktor Penurunan Harga Minyak

"Penurunan harga minyak saat ini terutama didorong oleh keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi serta penerapan tarif baru oleh AS," kata Darren Lim, analis komoditas di Phillip Nova.

Faktor lain yang turut berkontribusi adalah keputusan Presiden Donald Trump untuk menangguhkan seluruh bantuan militer AS ke Ukraina setelah ketegangan dalam pertemuannya dengan Presiden Volodymyr Zelenskiy pekan lalu.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya seperti Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, pada Senin (3/3) memutuskan untuk tetap menaikkan produksi minyak sebesar 138.000 barel per hari mulai April.

Ini merupakan kenaikan pertama sejak 2022.

"Keputusan ini bertujuan untuk secara bertahap mengakhiri pemangkasan produksi sebelumnya, tetapi menimbulkan kekhawatiran akan potensi kelebihan pasokan di pasar," tambah Lim.

Baca Juga: Harga Minyak Berusaha Rebound pada Selasa (4/3) Pagi, Setelah Anjlok Dalam

Dampak Tarif Baru AS

Pada Selasa pukul 12:01 EST (05:01 GMT), tarif impor AS sebesar 25% untuk produk dari Kanada dan Meksiko mulai berlaku, termasuk tarif 10% untuk sektor energi Kanada.

Sementara itu, tarif impor produk China meningkat dari 10% menjadi 20%.

Para analis memperkirakan bahwa tarif ini akan berdampak pada aktivitas ekonomi dan permintaan bahan bakar, sehingga menekan harga minyak lebih lanjut.

"Pelaku pasar masih berusaha menilai dampak dari berbagai kebijakan energi yang diumumkan oleh pemerintahan Trump bulan ini," tulis para analis BMI dalam sebuah catatan.

Namun, kebijakan yang menekan harga minyak, terutama tarif AS, saat ini lebih dominan dibanding faktor lain.

Sebagai respons terhadap tarif AS, China dengan cepat memberlakukan tarif balasan sebesar 10%-15% terhadap berbagai produk pertanian dan makanan dari AS, serta membatasi ekspor dan investasi 25 perusahaan AS.

Baca Juga: Harga Minyak Diperkirakan Bergerak Volatile, Ini Penyebabnya

Potensi Pelonggaran Sanksi terhadap Rusia

Penangguhan bantuan militer AS ke Ukraina juga menekan harga minyak karena pasar melihat ini sebagai tanda merenggangnya hubungan antara Gedung Putih dan Ukraina, yang bisa mengarah pada meredanya konflik.

Hal ini dapat membuka peluang bagi pelonggaran sanksi terhadap Rusia, memungkinkan lebih banyak pasokan minyak Rusia kembali ke pasar.

Keputusan Trump untuk menunda bantuan ini menyusul laporan Reuters bahwa Gedung Putih telah meminta Departemen Luar Negeri dan Keuangan untuk menyusun daftar sanksi yang bisa dilonggarkan guna dibahas dalam perundingan dengan Moskow.

Baca Juga: Prospek Harga Minyak Mentah Dunia Tertekan Suplai Hingga Kebijakan Tarif Trump

Dampak bagi Pasar Minyak

"Situasi ini semakin memperburuk kondisi pasar minyak. Laporan bahwa AS menangguhkan bantuan ke Ukraina dianggap sebagai langkah awal untuk melonggarkan sanksi terhadap minyak Rusia," kata Tony Sycamore, analis pasar di IG.

"Selain itu, kebijakan tarif AS terhadap Kanada, Meksiko, dan China meningkatkan kekhawatiran akan perang dagang. Saat ini, harga minyak seakan tidak mendapat jeda dari tekanan pasar," tambahnya.

Namun, analis Goldman Sachs dalam catatan pada Senin menyebut bahwa pasokan minyak Rusia lebih banyak dipengaruhi oleh target produksi OPEC+ dibanding sanksi, sehingga pelonggaran sanksi mungkin tidak akan berdampak besar pada produksi.

Bank tersebut juga memperingatkan bahwa peningkatan pasokan minyak yang lebih tinggi dari perkiraan, ditambah dengan perlambatan aktivitas ekonomi AS akibat eskalasi tarif, dapat menjadi risiko penurunan lebih lanjut bagi harga minyak.

Selanjutnya: Dirjen Minerba ESDM, Diangkat Jadi Komisaris MIND ID

Menarik Dibaca: Hujan Guyur Daerah Ini, Simak Ramalan Cuaca Besok (5/3) di Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×