kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.953.000   -3.000   -0,15%
  • USD/IDR 16.500   45,00   0,27%
  • IDX 6.828   -98,48   -1,42%
  • KOMPAS100 988   -16,47   -1,64%
  • LQ45 764   -13,30   -1,71%
  • ISSI 218   -2,39   -1,08%
  • IDX30 396   -7,05   -1,75%
  • IDXHIDIV20 467   -8,64   -1,82%
  • IDX80 111   -1,85   -1,64%
  • IDXV30 114   -1,16   -1,00%
  • IDXQ30 129   -2,13   -1,62%

Harga Minyak Dunia Naik 1% Kamis (8/5), Harapan Deal Dagang AS-China Jadi Penopang


Kamis, 08 Mei 2025 / 17:07 WIB
Harga Minyak Dunia Naik 1% Kamis (8/5), Harapan Deal Dagang AS-China Jadi Penopang
ILUSTRASI. Harga minyak mentah global naik sekitar 1% pada perdagangan Kamis (8/5), ditopang sentimen positif menjelang pertemuan penting antara Amerika Serikat (AS) dan China yang berpotensi mencairkan ketegangan dagang kedua negara yang juga merupakan konsumen minyak terbesar dunia.. REUTERS/Eli Hartman


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID. Harga minyak mentah global naik sekitar 1% pada perdagangan Kamis (8/5), ditopang sentimen positif menjelang pertemuan penting antara Amerika Serikat (AS) dan China yang berpotensi mencairkan ketegangan dagang kedua negara yang juga merupakan konsumen minyak terbesar dunia.

Mengutip Reuters, harga minyak Brent crude naik 74 sen atau 1,2% menjadi US$ 61,86 per barel.

Sementara minyak WTI (West Texas Intermediate) naik 80 sen atau sekitar 1,4% ke level US$ 58,87 per barel pada pukul 09.12 GMT.

Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Melemah Lebih dari 1,5%, Harapan Perdagangan AS-China Meredup

“Pasar relatif stabil sedikit di atas US$ 61, dan ditopang oleh optimisme terkait pembicaraan tarif antara AS dan China,” ujar Ole Hvalbye, analis dari SEB.

Harapan pasar tertuju pada rencana pertemuan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dengan pejabat ekonomi utama China di Swiss pada 10 Mei mendatang.

Negosiasi ini dianggap sebagai upaya pemecah kebekuan dalam konflik dagang yang telah mengganggu perekonomian global dan permintaan energi.

Namun, di sisi lain, tekanan terhadap harga juga datang dari rencana peningkatan produksi oleh OPEC+, yang berpotensi menambah pasokan ke pasar global.

Dalam riset terbarunya, Citi Research bahkan menurunkan proyeksi harga Brent untuk tiga bulan ke depan dari US$ 60 menjadi US$ 55 per barel, meski tetap mempertahankan proyeksi tahunan di kisaran US$ 60.

Baca Juga: Harga Minyak Lanjut Menguat di Pagi Ini (7/5), WTI ke US$ 59,5 dan Brent US$ 62,5

Lebih lanjut, Citi menyebut bahwa jika tercapai kesepakatan nuklir antara AS dan Iran, maka harga Brent bisa tertekan hingga ke level US$ 50 per barel karena potensi lonjakan pasokan. Namun jika kesepakatan gagal, harga bisa melonjak ke atas US$ 70.

Dari sisi kebijakan moneter, The Fed kembali mempertahankan suku bunga acuan, namun memberi sinyal kehati-hatian terhadap inflasi dan pengangguran yang meningkat imbas tarif impor.

“The Fed menunjukkan bahwa suku bunga kemungkinan tetap ditahan sampai dampak penuh tarif terlihat. Ini memperkuat dolar AS dan menambah tekanan ke pasar komoditas,” tulis analis ING dalam laporannya.

Selanjutnya: Ekonom Bank Mandiri Ramal Kondisi Cadangan Devisa Kedepan Stabil, Namun Tetap Waspada

Menarik Dibaca: DANA & Ant International Targetkan 5.000 UMKM Perempuan Belajar Bisnis hingga AI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×