Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak mentah tetap stabil pada Senin (30/12) dalam perdagangan tipis akhir tahun. Sementara para pelaku pasar menantikan data ekonomi terbaru dari China dan Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis pekan ini untuk mengevaluasi pertumbuhan dua konsumen minyak terbesar dunia.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun tipis sebesar 4 sen menjadi US$74,13 per barel pada pukul 09.48 GMT. Kontrak aktif untuk Maret tercatat pada US$73,75 per barel, juga turun 4 sen.
Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 1 sen ke level US$70,59 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak WTI Bertahan di Atas US$ 70 Per Barel Jelang Akhir Tahun, Senin (30/12)
Kedua kontrak mencatat kenaikan sekitar 1,4% pekan lalu, didorong oleh penurunan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan pada pekan yang berakhir 20 Desember, karena kilang meningkatkan aktivitas dan permintaan bahan bakar melonjak selama musim liburan.
Optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi China pada 2025 juga menjadi pendukung harga minyak, dengan harapan bahwa negara pengimpor minyak mentah terbesar dunia itu akan meningkatkan permintaan.
Untuk mendorong pertumbuhan, otoritas China telah menyetujui penerbitan obligasi khusus senilai rekor 3 triliun yuan (US$411 miliar) pada 2025, menurut laporan Reuters pekan lalu.
"Konsumsi minyak global mencapai rekor tertinggi pada 2024 meskipun China tidak memenuhi ekspektasi, dan stok minyak menuju tahun depan dengan level yang relatif rendah," ujar Ryan Fitzmaurice, senior commodity strategist di Marex.
Ia menambahkan bahwa data ekonomi China diperkirakan membaik seiring dengan implementasi langkah-langkah stimulus terbaru pada 2025.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Memanas karena Stok Minyak AS Turun Lebih Besar dari Perkiraan
Selain itu, tingkat suku bunga yang lebih rendah di AS dan negara lain juga diperkirakan mendukung konsumsi minyak.
China telah mengeluarkan kuota impor minyak mentah setidaknya sebesar 152,49 juta ton metrik untuk kilang independen dalam batch kedua untuk 2025, menurut sumber perdagangan pada Senin.
Bank Dunia baru-baru ini menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China untuk 2024 dan 2025.
Namun, mereka memperingatkan bahwa kepercayaan rumah tangga dan bisnis yang masih lesu, serta tantangan di sektor properti, akan tetap menjadi hambatan pertumbuhan pada tahun mendatang.
Para investor saat ini tengah memantau data PMI manufaktur China yang akan dirilis pada Selasa, serta survei ISM AS untuk bulan Desember yang dijadwalkan pada Jumat.
Baca Juga: Taipan Minyak Singapura OK Lim Resmi Bangkrut, Ini Sosoknya
Sementara itu, di Eropa, harapan untuk kesepakatan baru terkait transit gas Rusia melalui Ukraina semakin menipis setelah Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis menyatakan tidak ada cukup waktu tahun ini untuk menandatangani kesepakatan baru.
Kehilangan pasokan gas pipa dari Rusia diperkirakan akan mendorong Eropa untuk mengimpor lebih banyak gas alam cair (LNG), menurut para analis.
Dengan kombinasi faktor-faktor ini, pasar minyak tetap berada dalam posisi waspada menjelang awal tahun baru, dengan sentimen yang didorong oleh data ekonomi utama dan perkembangan geopolitik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News