kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga Minyak Dunia Jatuh, Brent Menetap di Bawah US$80 Menjelang Pertemuan OPEC+


Selasa, 28 November 2023 / 05:34 WIB
Harga Minyak Dunia Jatuh, Brent Menetap di Bawah US$80 Menjelang Pertemuan OPEC+
ILUSTRASI. Kilang minyak mentah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun pada hari Senin (28/11). Dengan Brent merosot di bawah US$80 per barel karena investor menunggu pertemuan OPEC+ minggu ini dan perkiraan pembatasan pasokan hingga 2024.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 60 sen atau 0,7% pada US$79,98 per barel. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 68 sen atau 0,9% menjadi US$74,86. Kedua kontrak tersebut turun US$1 pada awal perdagangan.

Pekan lalu, harga minyak jatuh ketika OPEC+ - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia - menunda pertemuan tingkat menteri pada 30 November untuk mengatasi perbedaan target produksi untuk produsen-produsen Afrika.

Baca Juga: Konflik Mata Uang Memperburuk Perdagangan Minyak Rusia dengan Asia

Sejak saat itu, kelompok ini, yang dipimpin oleh pemimpin de facto Arab Saudi, telah bergerak lebih dekat ke sebuah kompromi, empat sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters pada hari Jumat.

OPEC+ sedang mempertimbangkan untuk memperdalam pengurangan produksi minyak meskipun pertemuan kebijakannya ditunda hingga hari Kamis ini, sumber OPEC+ mengatakan pada hari Senin.

"Meskipun ada berita utama bahwa Saudi telah membuat kemajuan dalam mencapai konsensus, ada minat risiko yang terbatas untuk membeli minyak mentah menjelang pengumuman resmi," kata Rebecca Babin, pedagang energi senior di CIBC Private Wealth US.

"Sampai kita mendapatkan kejelasan tentang bagaimana hal ini terjadi, perkirakan minyak mentah akan berjuang untuk menguat," tambahnya.

Analis ING mengatakan bahwa mereka memperkirakan Arab Saudi akan melanjutkan pemangkasan sukarela tambahan sebesar 1 juta barel per hari (bph) hingga tahun depan, dan Rusia akan memperpanjang pemangkasannya sendiri.

"Jelas, jika kita tidak melihat hal ini, ini akan memberikan tekanan lebih lanjut pada pasar," kata mereka dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia, Brent Tergelincir ke US$80 Jelang Pertemuan OPEC+ Senin (27/11)

Estimasi ekspor oleh negara-negara OPEC telah turun menjadi 1,3 juta bph di bawah level di bulan April, analis Goldman Sachs mengatakan dalam sebuah catatan, sejalan dengan target suplai kelompok ini.

"Kami masih memperkirakan perpanjangan pemangkasan sepihak Saudi dan Rusia setidaknya sampai kuartal pertama 2024," tambah bank tersebut.

Uni Emirat Arab, bagaimanapun, siap untuk meningkatkan ekspor minyak mentah Murban awal tahun depan, menurut para pedagang dan data Reuters.

Upaya Irak untuk melanjutkan ekspor minyak mentah utara melalui Turki terus berlanjut. Para pejabat perminyakan Irak akan bertemu dengan perwakilan perusahaan-perusahaan minyak internasional dan para pejabat Kurdi Irak pada awal Desember untuk mendiskusikan perubahan-perubahan kontrak yang menjadi inti dari masalah ini, kata seorang wakil menteri.

Baca Juga: Minyak Minyak Kembali Melemah di Akhir Pekan Jelang Keputusan OPEC+

Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan bahwa mereka memperkirakan sedikit surplus di pasar minyak global pada tahun 2024 meskipun negara-negara OPEC+ memperpanjang pemangkasan mereka hingga tahun depan.

Stok minyak mentah yang lebih tinggi di Amerika Serikat juga telah menekan harga, kata para analis. Namun, empat analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah turun sekitar 2 juta barel dalam sepekan hingga 24 November.

Sementara itu, mediator Qatar pada hari Senin mengatakan gencatan senjata antara pasukan Israel dan Hamas di Gaza telah diperpanjang selama dua hari, melanjutkan jeda dalam tujuh minggu perang.

Krisis Timur Tengah telah berdampak pada harga minyak karena para investor khawatir akan dampaknya terhadap suplai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×