Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga timah pada awal bulan di tahun ini cenderung menguat. Bahkan, harga timah mencapai level tertinggi sejak Agustus 2018.
Senin (7/1), harga timah untuk pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange berada di US$ 19.750 per ton, menguat 1,02% jika dibandingkan dengan harga akhir pekan lalu. Harga timah ini merupakan level tertinggi sejak 2 Agustus 2018.
Analis, Asia Trade Point Future, Andri Hardianto mengatakan bahwa penguatan harga timah tahun ini disebabkan oleh pelemahan dollar Amerika Serikat (AS).“Timah kalau kita lihat di pasar London Metal Exchange (LME) saat pertengahan Desember sudah menguat,” kata Andri kepada Kontan, Senin (7/1). Hal ini bertepatan dengan melemahnya dollar AS pada kurun waktu bersamaan.
Harga timah selanjutnya akan dipengaruhi oleh sentimen kebijakan perdagangan China, mengingat China adalah produsen dan komsumen terbesar timah. “Jika berlangsung dengan baik akan kembali menaikkan harga timah,” kata Andri.
Di sisi lain, ada isu yang menyebarkan bahwa ekspor timah dari Indonesia tergolong ilegal. Ini membuat ekspor ke pasar global terganggu.
Menurut Andri rata-rata pasokan timah Indonesia mencapai 5.000 ton-6.000 ton per bulan. Ini sekitar 15%-20% kebutuhan bulanan global timah. “Kalau saya lihat di awal tahun ada potensi bullish karena masih adanya gangguan pasokan Myamar dan Indonesia,” kata Andri.
Adapun Andri memprediksi harga timah pada perdagangan hari ini akan berkisar di level US$ 19.530 per ton-US$ 19.730 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News