Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
"Harga di bursa komoditas Asia SHFE juga telah stabil dan harga nikel di LME Eropa telah naik menjadi lebih dari $24.000/ton belakangan ini," paparnya.
Wahyu berpendapat, harga terendah nikel di level US$ 15.000/ton. Namun, peluangnya kecil. Menurutnya, hingga akhir tahun harga nikel akan bergerak di US$ 22.000 - US$ 25.000/ton.
Lalu untuk aluminium diperkirakan permintaan baru akan meningkat di semester II 2023. Pertumbuhan akan didorong dari kenaikan permintaan di sektor otomotif dan pengemasan. Ia pun memperkirakan harga aluminium pada level US$ 2.000 - US$ 3.300/ton.
Kemudian untuk timah penghambat harganya dari pasokan yang berlebih. Permintaan yang lesu juga menjadi masalah bagi pasar timah, terutama karena penjualan barang elektronik konsumen melambat di lingkungan resesi.
"Selain itu ketersediaan pengganti seperti aluminium dan baja bebas timah untuk memproduksi produk logam seperti kontainer menghambat pertumbuhan pasar," jelasnya.
Wahyu memprediksi harga timah akan berkisar di US$ 15.000 - US$ 45.000/ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News