kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan Lesu, Prospek Harga Logam Industri hingga Akhir Tahun Dinilai Suram


Minggu, 16 April 2023 / 16:29 WIB
Permintaan Lesu, Prospek Harga Logam Industri hingga Akhir Tahun Dinilai Suram
ILUSTRASI. Prospek komoditas logam industri hingga akhir tahun dinilai suram karena lesunya permintaan.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga komoditas logam industri tidak begitu mengesankan di sepanjang tahun ini. Prospek komoditas logam industri hingga akhir tahun dinilai suram karena lesunya permintaan.

Mengutip Bloomberg per 14 April 2023, harga Tembaga LME menguat 7,78%, menuju level US$ 9,023 per metrik ton sejak awal tahun atau secara year to date (ytd). Harga Aluminium LME menguat tipis sebesar 0,32% ke level US$ 2,385 per ton. Harga timah saat ini berada pada harga US$ 24,853 per ton atau menguat hanya 0,18%. Sementara, nikel justru terkoreksi sebesar 19,69% ke level harga US$ 24,132 per ton.

“Harga komoditas logam industri pada umumnya tertekan oleh lemahnya permintaan dan meningkatnya pasokan,” jelas Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong kepada Kontan.co.id, Jumat (14/4).

Lukman mengamati, harga nikel tertekan cukup dalam oleh produksi yang meningkat. Data paling terbaru menunjukkan kenaikan produksi 22% year on year (YoY) hingga Januari 2023 yang utamanya disebabkan naiknya output dari Indonesia.

Baca Juga: Harga Komoditas Logam Industri Masih Sulit Naik di Tengah Ancaman Resesi Global

Malaysia Smelting sebagai salah satu produsen timah terbesar di dunia mengungkapkan akan meningkatkan produksinya sebesar 20% selama beberapa tahun ke depan. Produksi aluminium juga mengalami kenaikan dengan produksi China naik 4,5% ke rekor produksi 40.2 juta ton. Walaupun demikian, harga aluminium tidak telalu turun karena didukung oleh inventaris yang rendah dan permintaan yang masih kuat.

Sementara, harga tembaga masih bertahan kuat didukung oleh pasokan yang seret. Tembaga naik melewati level US$ 9.000 per ton di tengah pelemahan dolar Amerika Serikat (AS), ekspektasi permintaan yang tinggi dan kekhawatiran atas pasokan yang rendah. Data Bursa Logam London (LME) menunjukkan persediaan tembaga turun menjadi 56.000 ton yang menjadi level terendah sejak 2005.

Menurut Lukman, menipisnya stok di seluruh dunia dapat mendorong harga tembaga ke rekor tertinggi tahun ini. Sementara itu, ketidakseimbangan penawaran dan permintaan akan menyebabkan kekurangan persediaan tembaga secara global.

Meskipun saat ini terkoreksi, permintaan nikel dan timah dalam jangka panjang masih akan didukung oleh transisi energi dan teknologi hijau, khususnya untuk kebutuhan panel surya dan kendaraan listrik (EV).

“Harga komoditas logam industri pada umumnya masih akan tertekan oleh permintaan yang lemah dan pasokan yang naik, kecuali tembaga,” kata Lukman.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Emiten Batubara dari Mirae Asset Sekuritas untuk Tahun 2023

Lukman menyebutkan, prospek harga logam industri di tahun ini akan tergantung seberapa kuat pertumbuhan ekonomi di China pasca pembukaan kembali aktivitas ekonomi, pergerakan kurs dolar AS, serta tingkat suku bunga bank sentral dunia.

Seperti diketahui, suku bunga bank sentral utama dunia tampaknya akan mencapai puncaknya pada tahun 2023. Ini menyebabkan perlambatan ekonomi yang bisa berujung pada lesunya penyerapan logam industri.

Lukman memproyeksikan harga aluminium di tahun ini akan berkisar US$ 2.100 per ton–US$ 2.200 per ton, nikel sekitar US$ 21.000 per ton–US$ 22.000 per ton, timah  US$ 21.000 per ton–US$ 23.000 per ton. Sementara, harga tembaga diperkirakan sebesar US$ 10.500 per ton–US$ 11.000 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×