kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga Kripto Kembali Turun, Simak Prediksi Harga dan Saran Untuk Trader


Kamis, 24 Agustus 2023 / 20:37 WIB
Harga Kripto Kembali Turun, Simak Prediksi Harga dan Saran Untuk Trader
ILUSTRASI. Pasar kripto bergerak turun secara drastis pada pekan lalu.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar kripto bergerak turun secara drastis pada pekan lalu, terlihat dari harga bitcoin (BTC) yang anjlok ke sekitar US$ 26.000 dari US$ 29.000 hanya dalam waktu kurang dari satu hari. Pada Kamis (24/8) per pukul 18.37 WIB, harga BTC berada di level US$ 26.513,53 per koin atau turun 6,92% dalam sepekan.

Di saat yang bersamaan, pasar juga mengalami likuidasi besar-besar yang berujung kerugian bagi para trader. Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan, kondisi ini disebabkan oleh beberapa sentimen negatif yang kembali memperburuk kondisi pasar kripto dan bitcoin.

Salah satunya adalah rumor terkait perusahaan Elon Musk, SpaceX yang melakukan penjualan bitcoin sebesar US$ 373 juta. Walau sudah beredar dan membuat kekhawatiran, hingga saat ini masih belum ada konfirmasi dan bukti pasti terkait penjualan ini.

Sayangnya, mayoritas pelaku pasar sudah terlanjur menanggapi kabar yang beredar ini dengan negatif dan melakukan penjualan karena khawatir akan mengalami kerugian lanjutan. Kondisi ini juga diperburuk dengan adanya sentimen negatif dari perusahaan properti kedua terbesar di China, Evergrande yang dikabarkan mengajukan kebangkrutan.

Baca Juga: Pasar Kripto Volatile, Investor dapat Memanfaatkan Fitur Staking di Reku

Kabar tersebut membuat kekhawatiran di pasar, termasuk kripto, karena terdapat risiko sistemik di lembaga keuangan tradisional di seluruh dunia. Sentimen negatif juga berasal dari Amerika Serikat (AS), di mana persetujuan banding SEC terkait Ripple diterima dan keuntungan dari obligasi AS terlihat mengalami peningkatan ke 4,3% angka tertinggi sejak 2007.

"Kenaikan imbal hasil treasury AS ini menghalangi pembelian aset-aset berisiko seperti kripto karena likuiditas yang terbatas," ucap Fyqieh saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (24/8).

Sementara itu, untuk pekan ini, pelaku pasar akan menyoroti Jackson Hole Economic Symposium yang dijadwalkan pada Jumat (25/8). Momen ini akan menjadi perhatian investor untuk mengukur perilaku The Fed dan berapa banyak lagi kenaikan suku bunga yang diharapkan pasar. Investor memilih untuk wait and see untuk memprediksi kebijakan moneter pada pertemuan FOMC pada September 2023 mendatang.

Secara teknikal, Fyqieh melihat kemungkinan bahwa BTC akan retest menuju zona US$ 25.000 dalam jangka pendek. Berdasarkan analisis teknikal dari grafik mingguan Bitcoin, terdapat kemungkinan adanya koreksi drastis lebih lanjut sehingga memberikan peluang terciptanya harga 'diskon' untuk bisa dimanfaatkan oleh investor jangka panjang untuk melakukan akumulasi.

Baca Juga: Bitcoin Jeblok Dalam Sepekan Usai Sinyal Hawkish The Fed dan Rumor SpaceX

Target saat ini berada di kisaran US$ 22.000 (Rp 335 juta) hingga US$ 20.000 (Rp 305 juta), yang sejalan dengan garis Fibonacci 61,8% yang umumnya menjadi titik harga pulih. Indikator RSI dan MACD juga memberikan dukungan pada skenario koreksi ini, terlihat dari dominasi volume penjualan dibandingkan volume pembelian.

Namun, sentimen positif yang besar dapat membawa bitcoin untuk pulih dan mencapai kembali kisaran US$ 30.000 (Rp 457 juta). Ini membuka peluang untuk pertumbuhan lebih lanjut menjelang halving berikutnya.

Untuk Ethereum diprediksi berpotensi turun dengan area support berada dalam kisaran harga US$ 1.600 (Rp 24 juta) - US$ 1.500 (Rp 22 juta). Dalam waktu dekat, kemungkinan Ethereum akan mengalami kondisi sideways atau pergerakan datar di rentang harga tersebut.

Baca Juga: Rancang Masterplan, OJK Siap Awasi Industri Kripto

Selain itu, terdapat pula zona support lainnya di kisaran harga US$ 1.250 (Rp 19 juta) - US$ 1.100 (Rp 16,7 juta).  Namun, penting untuk diingat bahwa terdapat potensi penurunan lebih lanjut bagi Ethereum, jika bitcoin mencapai US$ 22.000, yang dapat mengarahkan harga Ethereum ke kisaran harga $1250. Hal ini karena permintaan untuk Ethereum diidentifikasi berada di area tersebut.

Kemudian, BNB mungkin akan mencoba mengatasi tingkat resistensi terdekatnya di sekitar harga US$ 229.4 (Rp 3,4 juta). Namun, BNB berpotensi mengalami penurunan lagi, jika harga BNB turun mendekati angka US$ 200 (Rp 3,3 juta).

Meskipun US$ 200 dianggap sebagai level support karena merupakan titik harga psikologis, namun analisis teknikal mengindikasikan bahwa BNB berpotensi melanjutkan penurunan hingga sekitar US$ 178 (Rp 2,7 juta).

Baca Juga: Kominfo Telah Takedown 14.297 Situs Terkait Produk Keuangan Ilegal

Kapan harganya naik?

Berdasarkan sejarah kinerja Bitcoin dalam setiap bulannya, tampak bahwa aset kripto seperti bitcoin mengalami penurunan harga pada bulan September, serta mengalami situasi serupa pada bulan Agustus. Namun, terdapat potensi bahwa kenaikan harga mungkin akan terjadi pada bulan Oktober, yang juga berlaku untuk Bitcoin, Ethereum, dan BNB.

BNB kemungkinan akan mengalami kenaikan yang lebih positif. Fyqieh menjelaskan, ini disebabkan oleh kecenderungan Binance untuk meluncurkan token baru (launchpad) saat kondisi pasar sedang baik yang pada akhirnya berdampak pada penguatan harga BNB.

Dalam hal Bitcoin, diperkirakan bahwa kenaikan harga paling banyak akan terjadi pada akhir tahun ini, dengan harga mencapai US$ 35.000, jika terjadi pemulihan harga. Sementara itu, Ethereum diperkirakan bisa mencapai US$ 2.000 dan BNB dapat mencapai US$ 300.

Baca Juga: Harga Bitcoin Anjlok ke Level Terendah Dalam Dua Bulan Akibat Sentimen Risiko Global

Saran untuk trader

Ketika pasar kripto sedang dalam kondisi bearish atau mengalami penurunan dengan volatilitas tinggi, ada beberapa langkah yang bisa trader pertimbangkan untuk mengelola portofolio dengan bijaksana. Pertama, penting untuk tetap tenang dan tidak mengambil keputusan terburu-buru berdasarkan emosi. Evaluasi kondisi pasar dengan cermat dan perhatikan tren jangka panjang serta berita terbaru yang mungkin mempengaruhi pergerakan harga.

Dalam situasi seperti ini, pertimbangkan untuk mengelola risiko dengan mengurangi eksposur pada aset kripto. Diversifikasi portofolio menjadi langkah penting dengan mempertimbangkan penambahan stablecoin yang cenderung stabil nilainya. Namun, pastikan bahwa setiap langkah diversifikasi didasarkan pada riset yang kuat dan pemahaman mendalam tentang setiap aset yang dipilih.

Selain itu, saat volatilitas tinggi lebih baik mengurangi aktivitas trading berlebihan. Upaya untuk mengatasi pergerakan harga dengan terlalu banyak transaksi dapat meningkatkan risiko dan mengakibatkan kerugian yang lebih besar. Lebih baik berfokus pada analisis mendalam dan hanya masuk ke pasar jika memiliki keyakinan kuat atas analisis pribadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×