Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik Rusia-Ukraina memicu lonjakan harga pada berbagai komoditas energi. Konflik yang melibatkan salah satu produsen gas alam terbesar di dunia pada akhirnya mengerek berbagai harga komoditas energi melambung tinggi.
Mengutip Bloomberg, Kamis (31/3), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) di pasar Nymex kontrak pengiriman Mei 2022 tercatat mencapai US$ 102,70 per barel.
Sementara, harga batubara kontrak pengiriman April 2022 di Ice Newcastle sebesar US$ 260 per metrik ton. Harga gas alam kontrak pengiriman Mei 2022 bertengger di US$ 5.5 mmbtu.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan, kemungkinan besar yang mengangkat sentimen positif harga gas alam, minyak dan batubara adalah masalah geopolitik Rusia-Ukraina dan permintaan terhadap komoditas energi meningkat.
"Rusia dan Ukraina memang melakukan perundingan perdamaian tetapi menurut intelijen Amerika Serikat, Rusia sedang membuat satu siasat baru untuk menguasai Kiev," ujar Ibrahim.
Baca Juga: Atasi Krisis Energi, AS Berencana Lepas Cadangan Minyak 180 Juta Barel
Menurut Ibrahim, ini cukup menarik, lantaran ada informasi yang mengatakan bahwa pertemuan antara Rusia dan Ukraina tidak menghasilkan kesepakatan bersama yang mengindikasikan perang akan terus berlanjut.
"Bisa saja perang bukan lagi jarak dekat akan tetapi menggunakan senjata-senjata misil jarak jauh. Ini yang kemungkinan besar mengangkat sentimen positif terhadap harga gas alam, minyak dan batubara," ucap Ibrahim
Di sisi lain, pasca Rusia tidak melakukan ekspor minyak mentah dan gas, sangat mempengaruhi negara-negara Eropa sehingga permintaan terhadap gas alam, minyak mentah dan batubara cukup tinggi.
Ibrahim menyebut, penggunaan batubara, minyak mentah dan gas alam biasanya digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Inilah yang menyebabkan permintaan cukup tinggi tetapi barangnya sedikit.
"Rusia merupakan penghasil gas dan memasok 40% ke Eropa. Salah satu negara penghasil minyak mentah terbesar juga Rusia. Kemudian batubara itu pengganti untuk pembangkit tenaga listrik. Nah pada saat harga minyak mentah naik sedangkan barangnya sedikit, ini yang membuat harga komoditas terus naik," kata Ibrahim
Ke depannya, harga komoditas energi kemungkinan besar tetap naik, karena sentimen geopolitik masih berpengaruh. Namun di semester kedua harga akan akan melandai.
Perang di Ukraina kemungkinan hanya sampai semester pertama dan setelah itu selesai. Harga-harga komoditas pun akan kembali jatuh pasca Rusia menghentikan perang atas Ukraina.
Lalu, kemungkinan Inggris, Amerika Serikat dan Eropa akan mencabut sanksi-sanksinya. "Ini yang akan membuat harga komoditas berguguran kembali ke harga yang normal," kata Ibrahim.
Ibrahim memproyeksikan untuk harga gas alam akan berada US$ 5,7 mmbtu walaupun kemungkinan besar akan fluktuatif. Lalu harga batubara akan di level US$ 260 per ton, dan harga minyak mentah di level US$ 110 per barel di semester pertama 2022.
Sementara di akhir tahun, harga batubara akan kembali ke US$ 90 per ton, kemudian harga gas alam di US$ 4 mmbtu. Sementara, harga minyak mentah kembali lagi ke US$ 70 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Turun ke Level Terendah Dalam Dua Pekan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News