Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Ketika jumlah kontrak emas berjangka yang diperdagangkan melebihi pasokan emas fisik yang tersedia, hal ini dapat memicu ketidakstabilan pasar dan meningkatkan harga emas.
Nanang menuturkan, ketidakseimbangan antara transaksi derivatif dan pasokan fisik emas ini dapat memicu volatilitas pasar dan dalam skenario ekstrem, berpotensi mempengaruhi stabilitas keuangan pasar global.
Hanya saja, kemungkinan pencetakan uang sebagai cara untuk menghindari gagal bayar akibat ketidakseimbangan ini sangat bergantung pada kebijakan moneter masing-masing negara dan institusi keuangan terkait.
Baca Juga: Harga Emas Naik di Tengah Pelemahan Dolar dan Ancaman Tarif Trump
Menurut Nanang, tren kenaikan harga emas masih berpotensi berlanjut di tahun ini. Emas sangat memungkinkan untuk diperdagangkan di level atas US$ 3.000 per ons troi di tahun 2025.
Banyak kalangan analis memperkirakan kenaikan lebih tinggi tahun ini. Goldman Sachs telah menaikkan proyeksi harga emas untuk akhir tahun 2025 menjadi US$ 3.100 per ons troi, sementara Bank of America memprediksi harga emas bisa mencapai US$ 3.500 per ons troi.
Harga emas Antam juga mengalami kenaikan seiring dengan tren global. Faktor-faktor seperti fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan kebijakan suku bunga turut memengaruhi harga emas di pasar domestik.
‘’Beberapa faktor menyertai kenaikan harga emas di antaranya ketidakpastian ekonomi global yang dipicu kebijakan tarif impor Presiden AS, Donald Trump. Kebijakan Trump menimbulkan kekhawatiran perang dagang global, mendorong investor beralih ke emas sebagai aset lindung nilai (safe haven),’’ ujar Nanang.
Selanjutnya: Kementerian PU - BUJT Bahas Diskon Tarif Tol Selama Mudik Lebaran
Menarik Dibaca: Makanan agar Kulit Glowing dan Awet Muda? Berikut 5 Rekomendasinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News