kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.280   21,00   0,13%
  • IDX 6.944   39,53   0,57%
  • KOMPAS100 1.011   9,10   0,91%
  • LQ45 769   6,42   0,84%
  • ISSI 230   2,11   0,93%
  • IDX30 395   2,10   0,54%
  • IDXHIDIV20 455   1,70   0,37%
  • IDX80 113   1,22   1,09%
  • IDXV30 115   1,19   1,05%
  • IDXQ30 128   0,74   0,59%

Harga Emas Spot Naik Tipis Rabu (9/7) Pagi, Usai Trump Ancam Tambah Tarif Baru


Rabu, 09 Juli 2025 / 08:59 WIB
Harga Emas Spot Naik Tipis Rabu (9/7) Pagi, Usai Trump Ancam Tambah Tarif Baru
ILUSTRASI. Harga emas bergerak naik tipis pada perdagangan Rabu (9/7), terdorong oleh sentimen negatif pasar setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan ancaman tarif baru REUTERS/Michael Dalder


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga emas bergerak naik tipis pada perdagangan Rabu (9/7), terdorong oleh sentimen negatif pasar setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan ancaman tarif baru yang memperlemah harapan akan kelanjutan pembicaraan dagang global.

Namun, penguatan dolar AS dan naiknya imbal hasil obligasi AS membatasi kenaikan harga emas.

Melansir Reuters, harga emas spot naik 0,2% menjadi US$ 3.305,50 per ons troi pada pukul 01.06 GMT. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS (gold futures) justru melemah tipis 0,1% ke level US$ 3.314,50.

Baca Juga: Harga Emas Antam Anjlok Rp 12.000 Jadi Rp 1.894.000 Per Gram Pada Hari Ini (9/7)

Sehari sebelumnya, Presiden Trump menyatakan akan memberlakukan tarif impor sebesar 50% untuk tembaga serta memperkenalkan tarif baru untuk produk semikonduktor dan farmasi yang sudah lama direncanakan.

Selain itu, Trump juga telah mengirimkan surat pemberitahuan kepada 14 negara termasuk Jepang dan Korea Selatan bahwa tarif baru akan mulai berlaku per 1 Agustus 2025.

Indeks dolar AS tercatat stabil setelah mendekati level tertinggi dua minggu pada Selasa. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun bertahan dekat puncak tertingginya dalam tiga pekan terakhir.

Kenaikan imbal hasil obligasi membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset) menjadi kurang menarik.

Di sisi lain, pelemahan dolar biasanya membuat harga emas lebih terjangkau bagi investor global yang memegang mata uang lain.

Baca Juga: Lagi-Lagi, China Peringatkan Trump Tentang Tarif, Ini Ancamannya

Di tengah ketidakpastian global, beberapa survei nasional dan internasional terhadap para pelaku usaha menunjukkan dilema yang dihadapi The Fed: apakah risiko utama saat ini adalah perlambatan ekonomi atau inflasi yang masih membandel.

Dalam survei bersama yang dilakukan oleh Federal Reserve dan Dun & Bradstreet, para eksekutif bisnis di AS dan dunia mengaku tetap berencana menaikkan harga meskipun mereka memperkirakan pendapatan dan permintaan akan melemah dalam waktu dekat.

Sementara itu, survei terbaru dari The Fed Bank of New York menunjukkan bahwa ekspektasi inflasi AS dalam setahun ke depan berada di angka 3%, turun dari 3,2% pada bulan Mei. Untuk jangka tiga dan lima tahun, ekspektasi masing-masing bertahan di 3% dan 2,6%.

Investor kini menanti publikasi risalah (minutes) rapat terakhir The Fed yang dijadwalkan rilis pada hari ini. Dokumen ini akan dicermati untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut terkait arah suku bunga, di tengah sikap hati-hati bank sentral.

Logam lainnya: harga perak spot turun 0,4% ke US$ 36,63 per troi ons, platinum stabil di US$ 1.360,38, dan palladium melemah 0,3% ke US$ 1.107,41

Selanjutnya: The Fed Galau! Survei dan Suku Bunga Bikin Dilema Kebijakan Ekonomi AS

Menarik Dibaca: Apakah Asuransi Jiwa Bisa Dicairkan Sebelum Meninggal? Ini Fakta Sebenarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×