kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.235.000   -2.000   -0,09%
  • USD/IDR 16.633   -23,00   -0,14%
  • IDX 8.071   27,26   0,34%
  • KOMPAS100 1.115   1,03   0,09%
  • LQ45 783   -1,20   -0,15%
  • ISSI 284   1,67   0,59%
  • IDX30 411   -0,03   -0,01%
  • IDXHIDIV20 466   -1,32   -0,28%
  • IDX80 123   0,18   0,14%
  • IDXV30 133   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 130   0,01   0,01%

Harga Emas Naik Tajam, Tapi Benarkah Bisa Lawan Inflasi? Simak Kata Ekonom


Jumat, 03 Oktober 2025 / 02:30 WIB
Harga Emas Naik Tajam, Tapi Benarkah Bisa Lawan Inflasi? Simak Kata Ekonom
ILUSTRASI. Ekonom menjelaskan bahwa investasi emas dalam jangka panjang memang cenderung memberikan tingkat keuntungan lebih rendah dibandingkan instrumen lain. REUTERS/Denis Balibouse


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Perbincangan soal investasi emas tengah ramai dibahas warganet di media sosial X. Topik ini muncul setelah seorang pengguna membagikan pengalamannya membeli emas seharga Rp 10 juta pada 2023, lalu menjualnya seharga Rp 21 juta pada 2025. 

Sekilas, kenaikan harga emas tersebut terlihat menguntungkan. Namun, salah seorang warganet berpendapat bahwa jika memperhitungkan inflasi, nilai Rp 21 juta pada 2025 setara dengan Rp 10 juta pada 2023. 

Dengan kata lain, menurutnya, keuntungan investasi emas sebenarnya tidak sebesar yang terlihat.

Ekonom: emas janjikan nilai stabil 

Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menjelaskan bahwa investasi emas dalam jangka panjang memang cenderung memberikan tingkat keuntungan lebih rendah dibandingkan instrumen lain, seperti saham atau obligasi pemerintah. 

Menurutnya, tingkat pengembalian (return) emas setara dengan deposito. 

“Emas menjanjikan nilai yang stabil. Kalau harga emas naik tajam, itu pertanda ekonomi sedang dianggap berisiko,” ujar Wijayanto saat diwawancara Kompas.com pada Rabu (1/10/2025). 

Ia mencontohkan, harga emas meningkat bukan hanya dalam rupiah, tetapi juga terhadap dolar AS dan enam mata uang utama dunia lainnya. Kenaikan ini, kata dia, terjadi karena banyak investor, termasuk bank sentral, beralih ke emas saat kondisi ekonomi global penuh ketidakpastian. 

Baca Juga: Cuan 11,25% Sebulan, Update Harga Emas Antam Hari Ini (2 Oktober 2025)

“Demand yang tinggi inilah yang membuat harga emas naik relatif terhadap mata uang. Jadi sebenarnya harga emas tetap, sementara nilai mata uang yang melemah,” jelasnya. 

Wijayanto menambahkan, kenaikan harga emas dalam rupiah justru lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikannya dalam mata uang lain. 

“Artinya, investor dan pelaku usaha melihat risiko berinvestasi di Indonesia lebih tinggi dibandingkan banyak negara lain,” katanya. 

Ia menyebut, hal ini terkait dengan sejumlah faktor, seperti kepastian hukum yang lemah, regulasi yang tidak konsisten, birokrasi rumit, hingga kredibilitas kebijakan fiskal dan moneter yang dinilai meragukan.

Baca Juga: Harga Emas Antam Logam Mulia Turun Rp 2.000 Per Gram Hari Ini Kamis (2/10)

Investasi emas tetap menguntungkan

Sementara itu, peneliti ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Jaya Darmawan, menilai investasi emas tetap menguntungkan, meskipun peningkatannya lebih kecil dibandingkan saham atau dolar. 

“Nilai emas cenderung stabil dan kenaikannya lebih terasa dalam jangka panjang,” ujar Jaya. 

Ia menekankan bahwa emas berfungsi penting sebagai pelindung nilai aset dari inflasi. 

“Apalagi dibandingkan tabungan. Tabungan sudah pasti tergerus inflasi. Di masa krisis atau perlambatan ekonomi seperti sekarang, emas justru lebih aman,” tambahnya. 

Menurut Jaya, emas memang bukan instrumen untuk mencari keuntungan besar dalam waktu singkat, melainkan instrumen untuk menjaga nilai kekayaan. 

Tonton: Proyek Pani Merdeka Gold (EMAS) Berproduksi Awal 2026, Simak Prospeknya

“Kalau mau return lebih tinggi, investasi di sektor riil bisa lebih menguntungkan, asalkan industrinya sedang berkembang. Tapi, risikonya jauh lebih besar dibandingkan emas,” katanya.

Perdebatan warganet soal keuntungan investasi emas menunjukkan pentingnya memahami fungsi emas dalam portofolio keuangan. Meski return emas tidak setinggi saham atau investasi sektor riil, emas memiliki peran sebagai aset lindung nilai yang relatif stabil, terutama saat inflasi meningkat dan ekonomi menghadapi ketidakpastian.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Investasi Emas Kurang Menguntungkan karena Inflasi? Ini Kata Ekonom"

Selanjutnya: Kenangan Rilis ‘Sip for Sustainability’ untuk Petani Kintamani

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×