Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas naik lebih dari 1,5% ke level tertinggi hampir satu pekan pada hari Senin (22/2). Ekspektasi kenaikan inflasi memicu kekhawatiran penilaian terhadap ekuitas dan mendorong investor menuju logam safe-haven, sementara dolar AS yang lebih lemah memberikan dukungan lebih lanjut.
Melansir Reuters, harga emas spot naik 1,5% menjadi US$ 1.808,16 per ons troi, setelah mencapai level tertinggi sejak 16 Februari dalam sesi tersebut. Sedangkan, harga emas berjangka AS ditutup naik 1,7% menjadi US$ 1.808.40.
"Kami melihat investasi mengalir ke emas karena pelaku pasar semakin cemas tentang kenaikan suku bunga riil yang dapat mempengaruhi penilaian ekuitas," kata analis komoditas TD Securities Daniel Ghali, menunjuk pada kenaikan imbal hasil Treasury.
Baca Juga: Wall Street: Nasdaq berakhir jatuh 2,5% karena big tech terpukul
Imbal hasil treasury tenor 10-tahun AS mencapai level tertinggi hampir satu tahun, meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Namun, meningkatnya imbal hasil riil dan kekhawatiran inflasi membuat penilaian ke pasar saham terlihat lebih luas dan mendorong investor menuju aset safe-haven seperti emas, yang secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
“Dolar saat ini rendah dan itu mendukung. Juga, alasan sebenarnya dari kenaikan harga emas dalam jangka panjang adalah kemungkinan meningkatnya inflasi, ”kata analis Commerzbank Eugen Weinberg.
Indeks dolar turun 0,4% ke level terendah lebih dari satu bulan, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Paket stimulus AS senilai US$ 1,9 triliun diperkirakan akan berlalu pada akhir minggu, meningkatkan harapan pemulihan ekonomi yang cepat tetapi dengan biaya kenaikan inflasi.
Baca Juga: Indonesia nomor 6, berikut 10 negara penghasil emas terbesar di dunia
Investor juga mengamati kesaksian Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell tentang Laporan Moneter Setengah tahunan ke Kongres pada hari Selasa.
The Fed dan bank sentral terkemuka lainnya telah menggantungkan harapan mereka pada suku bunga sangat rendah untuk mengeluarkan ekonomi dari kejatuhan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Di tempat lain, harga perak naik 3% menjadi US$ 28,02 per ons, level tertinggi sejak 2 Februari. Platinum naik tipis 0,1% menjadi US$ 1.274,80.
Palladium naik 0,4% menjadi US$ 2.388,70, setelah mencapai tertinggi lebih dari satu bulan di US$ 2.431,50.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News