Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Emas kembali cetak rekor harga tertinggi sepanjang masa alias All Time High (ATH). Penguatan harga emas terjadi seiring melemahnya dolar Amerika Serikat (AS).
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga emas dunia mencapai level tertingginya di US$ 2.222 per ons troi pada Kamis (21/3) pukul 00.00 WIB.
Lonjakan harga ini sejalan dengan Federal Reserve (The Fed) Amerika yang mempertahankan suku bunga acuan di pertemuan FOMC bulan Maret 2024.
Baca Juga: Harga Emas Diprediksi Turun Jelang Pertemuan The Fed, Kamis (21/3)
Di samping itu, Ibrahim bilang, testimoni bank sentral AS yang menarik bagi pelaku pasar adalah kemungkinan besar inflasi Amerika akan mengalami penurunan dari bulan ke bulan.
Sehingga, bank sentral AS dinilai sangat wajar akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali sebesar 75 bps di semester kedua 2024. “Harga emas dunia capai level tertinggi penyebabnya adalah bank sentral mempertahankan suku bunga,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Kamis (21/3).
Ibrahim menambahkan, kenaikan harga emas turut didukung aksi Bank of Japan (BoJ) yang sebelumnya mempertahankan suku bunga negatif, kini telah memulai tonggak baru dalam pemerintahan dengan mengerek suku bunga pada Senin (18/3).
Anggota dewan Bank of Japan memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 10 bps dari -0,1% menjadi 0% untuk pertama kalinya sejak 2007. Bank sentral Jepang mengakhiri era suku bunga negatif yang dimulai pada 2016.
Baca Juga: Harga Emas Tergelincir Penguatan Dolar AS, Pertemuan Bank Sentral Jadi Fokus
Selain itu, minat emas semakin meninggi karena eskalasi konflik meningkat di Timur Tengah. Seperti diketahui, Menteri Israel menyatakan bahwa 10 hari sebelum lebaran idul fitri akan terjadi penyerangan di kawasan Masjidil Aqso.
Ibrahim melihat, pernyataan pemerintah Israel tersebut memicu kemarahan besar di seluruh dunia. Pertanyaan ini sekaligus dimanfaatkan para spekulan besar untuk kembali menginvestasikan aset di aset lindung nilai (safe haven asset) terutama di emas.
“Jadi wajar kalau seandainya emas saat ini mendahului kenaikan yang akan terjadi di akhir tahun,” jelas Ibrahim.
Oleh karena itu, Ibrahim mencermati bakal ada perubahan lagi untuk target harga tertinggi emas selanjutnya di akhir tahun 2024. Sementara dalam jangka pendek, emas diprediksi bakal menembus level US$ 2.250 per ons troi.
Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Senin (18/3/2024) Stagnan
Menurut analis Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer, harga emas cenderung akan mengalami kenaikan, setelah keputusan penting dalam pertemuan Fed pagi tadi.
Dia menilai, alasan di balik kenaikan harga emas ini terletak pada keputusan FOMC untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah, serta prospek tiga pemangkasan suku bunga yang direncanakan pada tahun 2024.
Keputusan tersebut menunjukkan kebijakan The Fed yang berkelanjutan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, dengan mempertimbangkan penurunan inflasi yang diharapkan.
Keyakinan para pejabat The Fed terhadap penurunan inflasi yang menuju target kebijakan sebesar 2% juga telah memperkuat proyeksi pertumbuhan ekonomi AS pada tahun ini.
Baca Juga: Emas Antam Semakin Mahal, Jeli Sebelum Beli atau Jual!
“Dengan demikian, kebijakan Fed ini dapat mengindikasikan pelemahan Dolar dalam jangka panjang, sehingga memberikan dorongan positif bagi harga emas,” ungkap Fischer dalam risetnya, Kamis (21/3).
Adapun harga emas spot berada di posisi US$ 2.207 per ons troi yang terbang sekitar 20,95% dari penutupan kemarin, per Kamis (21/3) pukul 14.20 WIB. Sementara Indeks Dolar AS (DXY) terpantau turun 0,20% dalam periode yang sama.
Fischer berujar, pergerakan ini dapat memberikan dorongan tambahan bagi harga emas, mengingat hubungan antara harga emas dan Dolar AS. Namun tidak hanya emas, perak dan tembaga juga ikut mengalami kenaikan yang menunjukkan bahwa investor tidak hanya beralih ke emas sebagai lindung nilai, tetapi juga ke logam mulia lainnya untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Baca Juga: Tembaga Shanghai Mencapai Rekor Tertinggi, Tembaga London Melampaui US$9.000
“Harga emas memiliki potensi untuk terus naik dalam jangka panjang. Faktor-faktor seperti keputusan kebijakan The Fed, perubahan dalam kinerja Dolar AS, dan sentimen pasar global akan terus menjadi penentu utama bagi pergerakan harga emas dalam waktu yang akan datang,” pungkas Fischer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News