Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas bertahan di dekat level terendah dalam hampir dua minggu. Harga emas tertekan oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan imbal hasil US Treasury. Para pedagang menurunkan ekspektasi penurunan suku bunga agresif oleh Federal Reserve AS tahun ini.
Selasa (6/2) pukul 13.40 WIB, harga emas spot naik tipis 0,08% ke US$ 2.026,84 per ons troi. Harga emas kontrak April 2024 di Commodity Exchange naik tipis US$ 0,10 ke US$ 2.023
"Ketika The Fed menunda penurunan suku bunga dan data ekonomi kuat di AS, tidak ada yang tersisa untuk mendukung emas selain ketegangan geopolitik di Timur Tengah," kata Ajay Kedia, direktur Kedia Commodities di Mumbai kepada Reuters.
Dua pejabat Fed mengatakan bahwa bank sentral AS tidak perlu terlalu khawatir dengan angka pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja yang lebih tinggi. The Fed memerlukan waktu sebelum memutuskan untuk menurunkan suku bunga. Hall ini mencerminkan kehati-hatian Ketua The Fed Jerome Powell dalam menentukan kapan akan menurunkan suku bunga.
Baca Juga: Turun Lagi, Simak Daftar Lengkap Harga Emas Antam di Tengah Hari Ini (6/2)
Data yang dirilis pada hari Senin menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor jasa AS meningkat pada bulan Januari setelah ledakan laporan pekerjaan AS pada hari Jumat yang menghancurkan prospek penurunan suku bunga The Fed lebih awal.
Indeks dolar berada di dekat level tertinggi dalam tiga bulan. Penguatan dolar AS membuat emas batangan lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun bertahan di atas 4%.
Para pedagang telah mengubah perkiraan mereka menjadi empat pemotongan seperempat poin pada tahun 2024. Prediksi ini turun dari enam pemotongan pada Senin lalu, menurut aplikasi probabilitas suku bunga IRPR LSEG.
Baca Juga: Boncos 10,07% Sepekan, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 10.000
Investor sedang menunggu pernyataan dari setidaknya delapan pembicara Fed pada minggu ini untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai waktu penurunan suku bunga.
"China sedang menjalani liburan musim semi dan setelah melihat tingginya permintaan menjelang Tahun Baru Imlek, kami kini memperkirakan akan terjadi konsolidasi di pasar fisik karena sentimen pembelian sedikit tertinggal," kata Kedia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News