Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Dia menilai, alasan di balik kenaikan harga emas ini terletak pada keputusan FOMC untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah, serta prospek tiga pemangkasan suku bunga yang direncanakan pada tahun 2024.
Keputusan tersebut menunjukkan kebijakan The Fed yang berkelanjutan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, dengan mempertimbangkan penurunan inflasi yang diharapkan.
Keyakinan para pejabat The Fed terhadap penurunan inflasi yang menuju target kebijakan sebesar 2% juga telah memperkuat proyeksi pertumbuhan ekonomi AS pada tahun ini.
Baca Juga: Emas Antam Semakin Mahal, Jeli Sebelum Beli atau Jual!
“Dengan demikian, kebijakan Fed ini dapat mengindikasikan pelemahan Dolar dalam jangka panjang, sehingga memberikan dorongan positif bagi harga emas,” ungkap Fischer dalam risetnya, Kamis (21/3).
Adapun harga emas spot berada di posisi US$ 2.207 per ons troi yang terbang sekitar 20,95% dari penutupan kemarin, per Kamis (21/3) pukul 14.20 WIB. Sementara Indeks Dolar AS (DXY) terpantau turun 0,20% dalam periode yang sama.
Fischer berujar, pergerakan ini dapat memberikan dorongan tambahan bagi harga emas, mengingat hubungan antara harga emas dan Dolar AS. Namun tidak hanya emas, perak dan tembaga juga ikut mengalami kenaikan yang menunjukkan bahwa investor tidak hanya beralih ke emas sebagai lindung nilai, tetapi juga ke logam mulia lainnya untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Baca Juga: Tembaga Shanghai Mencapai Rekor Tertinggi, Tembaga London Melampaui US$9.000
“Harga emas memiliki potensi untuk terus naik dalam jangka panjang. Faktor-faktor seperti keputusan kebijakan The Fed, perubahan dalam kinerja Dolar AS, dan sentimen pasar global akan terus menjadi penentu utama bagi pergerakan harga emas dalam waktu yang akan datang,” pungkas Fischer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News