Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Lukman menambahkan, konflik Rusia dan Ukraina juga berdampak pada peningkatan pembelian emas. Sebab, banyak aset bank sentral Rusia dibekukan. Situasi ini mendorong bank sentral China, Turki dan Rusia melakukan diversifikasi ke aset emas.
"Permintaan dari bank sentral akan menopang harga emas ke depan," timpal Alwi.
Rekor baru
Harga emas juga akan ditopang meredanya tekanan kenaikan suku bunga. Menurut Alwi, suku bunga The Fed diperkirakan mencapai puncak pada Juni 2023 di kisaran 4,89%. Di akhir tahun, The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga menjadi 4,39%.
"Tidak ada lagi kenaikan suku bunga, maka tidak ada lagi yang menghambat harga emas seperti tahun lalu," imbuh Alwi.
Analis sepakat, pelonggaran suku bunga akan menjadi momentum bagi emas untuk mencetak rekor baru. Proyeksi Alwi, harga emas di pasar spot tembus US$ 2.100 per ons troi pada kuartal III-2023.
Baca Juga: Emas Dilanda Profit Taking, Simak Prospeknya hingga Akhir Tahun
Sementara harga emas batangan Antam bisa mencapai Rp 1,056 juta per gram dengan harga buyback di harga Rp 880.000 per gram.
Lukman memproyeksikan, harga emas di pasar spot bisa berada di kisaran US$ 2.100-US$ 2.160 di tahun ini. Sementara harga emas Antam bisa ke Rp 1,15 juta per gram dengan asumsi kurs rupiah Rp 15.000 per dollar AS.
Alwi menyarankan investasi emas batangan untuk jangka panjang minimal lima tahun sampai 10 tahun. Jika ingin lebih menarik, Alwi menyarankan, investor bisa trading emas di pasar spot yang diyakini bakal menembus rekor tertinggi di tahun ini.
Lukman mengamini, emas fisik tidak menarik untuk investasi jangka pendek. Sebab, selisih harga jual emas Antam dengan harga buyback mencapai 10%. Sementara spread harga emas non fisik di pasar spot hanya berkisar 0,015%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News