kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45845,50   -13,12   -1.53%
  • EMAS1.344.000 -0,22%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Emas dalam Tren Melemah, Begini Prospek Komoditas Logam Mulia ke Depan


Senin, 27 Mei 2024 / 04:35 WIB
Harga Emas dalam Tren Melemah, Begini Prospek Komoditas Logam Mulia ke Depan
ILUSTRASI. Emas batangan. REUTERS/Michael Dalder


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas turun menjadi sekitar US$ 2.330 per ons troi, pada Jumat (24/5), setelah sebelumnya mencapai level tertinggi baru sepanjang masa di level US$ 2.450 per ons troi.

Berdasarkan data Trading Economics, Minggu (26/5) pukul 10.20 WIB, harga emas spot naik tipis 0,06% ke US$ 2.333 per ons troi. Sedangkan dalam sepekan harga emas turun 0,08%.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, sentimen yang membuat harga emas kembali turun karena investor mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga Fed menyusul rilis ekonomi AS baru-baru ini.

Di mana, pada Kamis (23/5), pembacaan awal S&P Global untuk manufaktur, jasa, dan PMI komposit bulan Mei menunjukkan aktivitas bisnis AS meningkat. Pada saat yang sama, jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim pengangguran lebih sedikit dari perkiraan, hal ini menunjukkan kekuatan di pasar tenaga kerja.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Tertekan Tanda Tanya Bunga The Fed

"Selain itu, risalah rapat The Fed pada bulan Mei, yang mengungkapkan kekhawatiran yang masih ada mengenai inflasi yang kaku, dan beberapa pejabat mengindikasikan kecenderungan untuk menaikkan suku bunga jika pertumbuhan harga terus berlanjut, berpengaruh terhadap penurunan harga emas," kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Jumat (24/5).

Meski begitu, Sutopo memprediksi, ke depannya harga emas akan kembali mengalami kenaikan. Dia juga memperkirakan harga emas akan diperdagangkan di level US$ 2.410 per ons troi pada akhir kuartal II-2024. Sedangkan, pada akhir tahun diproyeksi harga emas akan berada di US$ 2.483 per ons troi.

Menurut dia, adanya pelemahan harga emas saat ini tidak mempengaruhi harga logam mulia lainnya. Sutopo menyebutkan, harga perak stabil mendekati US$ 31,70 per ons, setelah mencapai level tertinggi sejak Desember 2012.

Sementara berdasarkan Trading Economics, Minggu (26/5) pukul 10.30 WIB, harga perak naik 0,63% ke level US$ 30,34 per ons. Sutopo menuturkan, hal ini karena investor menilai kembali prospek kebijakan moneter Federal Reserve menyusul pernyataan pejabat Fed baru-baru ini.

"Wakil Ketua Fed Michael Barr menekankan perlunya lebih banyak waktu untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan restriktif, sementara Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic menegaskan kembali perkiraannya untuk hanya melakukan satu kali penurunan suku bunga pada tahun ini," kata dia.

Sutopo mengatakan, tingkat suku bunga yang tinggi dapat mengurangi daya tarik aset non-bearing, namun logam putih tetap didukung oleh aplikasi industrinya.

Perak menuju defisit selama empat tahun berturut-turut di tengah pengetatan pasokan, dengan stok yang dilacak oleh London Bullion Market Association jatuh ke rekor terendah kedua pada bulan April, dan volume di bursa di New York dan Shanghai mendekati posisi terendah musiman.

Baca Juga: FOREX - Dolar AS Melemah Akbat Aksi Ambil Untung, Prospek Tetap Cerah

Sutopo pun memperkirakan harga perak akan diperdagangkan pada US$ 30,20 per ons pada akhir kuartal ini. Sedangkan pada akhir tahun 2024, harga perak akan berada di posisi US$ 32,13 per ons.

Lebih lanjut, Sutopo mengatakan bahwa penurunan harga emas juga tidak membuat harga platinum ikut merosot. Berdasarkan Trading Economics, MInggu (26/5) pukul 10.30 WIB, harga platinum naik 0,64% ke level US$ 1.034 per ons troi.

Sutopo menyebutkan, harga platinum bahkan naik melampaui US$ 1.000 per ons troi, mencapai level tertinggi dalam hampir satu tahun. Dia menilai, hal ini didorong oleh kekhawatiran kekurangan pasokan dan tanda-tanda permintaan yang kuat. 

Untuk diketahui, pada kuartal pertama tahun 2024, total produksi platinum berada pada level terendah kedua sejak Dewan Investasi Platinum Dunia memulai pengumpulan data. Namun, permintaan industri otomotif terhadap logam tersebut merupakan yang terkuat dalam tujuh tahun terakhir, sehingga membuat harga platinum tetap stabil dan naik. 

"Sektor otomotif mengonsumsi 832.000 ons logam secara signifikan dalam tiga bulan pertama tahun 2024 di tengah lambatnya substitusi terhadap kendaraan bebas PGM, karena pajak mobil listrik meningkat dan investor ragu-ragu untuk beralih ke alternatif ramah lingkungan yang lebih mahal," kata Sutopo.




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Negotiation For Everyone

[X]
×