Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga emas dalam jangka pendek akan dipengaruhi pertemuan Federal Reserve (the Fed) pada Rabu (31/7) ini. Sinyal terkait arah suku bunga Bank sentral Amerika Serikat (AS) itu akan menyetir harga logam kuning.
Analis Dupoin Indonesia, Andrew Fischer, memperkirakan, emas bisa meningkat jelang berita Federal Open Market Committee (FOMC) dan rilis data Non-Farm Payrolls (NFP) AS di hari Jumat (2/8).
Pengumuman ini sering kali menjadi pendorong utama volatilitas harga emas, karena memberikan indikasi terkait kebijakan moneter yang akan diambil oleh Federal Reserve AS.
Baca Juga: Harga Emas Berpeluang Naik, Disokong Peluang Penurunan Suku Bunga Acuan The Fed
Pasar bertaruh bahwa The Fed akan menetapkan dasar penurunan suku bunga pada pertemuan tengah pekan ini. Hal tersebut didukung oleh arus masuk bersih ke dalam ETF emas (yang menyimpan emas batangan bagi investor) sebesar 9,8 metrik ton minggu lalu, menurut Dewan Emas Dunia.
“Investor saat ini tengah menantikan pertemuan kebijakan Federal Reserve AS yang akan berlangsung minggu ini untuk mencari indikasi penurunan suku bunga,” kata Fischer dalam risetnya, Selasa (30/7).
Adapun dengan adanya sinyal pemangkasan suku bunga acuan Fed, maka biasanya akan melemahkan posisi dolar AS. Dengan kondisi USD tertekan, maka positif bagi permintaan dan harga emas.
Terlepas dari penantian arah bunga Fed, Fischer melihat, adanya peningkatan dalam pembelian emas batangan dan koin, yang menunjukkan adanya minat untuk lindung nilai terhadap risiko geopolitik.
Baca Juga: Harga Emas Naik Seiring Pasar Bersiap Hadapi Pertemuan The Fed dan Data Ekonomi AS
Hal itu terjadi utamanya di tengah kekhawatiran akan meluasnya konflik di Timur Tengah menyusul serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Di India, permintaan konsumen emas, termasuk perhiasan, batangan, dan koin—juga diperkirakan akan meningkat sebesar 50 metrik ton pada paruh kedua tahun 2024. Potensi ini didorong oleh pengurangan pajak impor emas negara yang dilakukan minggu lalu ke level terendah dalam 11 tahun.