Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas sebagai aset safe haven menguat pada hari Senin karena meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan ekspektasi pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) pada bulan September. Sementara pertemuan kebijakan Federal Reserve yang akan diadakan akhir minggu ini juga menjadi fokus.
Senin (29/7) pukul 14.08 WIB, harga emas spot naik 0,2% menjadi US$ 2.390,88 per ons troi. Harga emas berjangka AS naik 0,3% menjadi US$ 2.389,10 per ons troi.
"Harga akan bertahan dalam kisaran menjelang pertemuan The Fed dan komentar Ketua Jerome Powell. Jika kita mendapatkan sikap dovish yang jelas dan data pekerjaan yang lebih lemah, harga dapat bergerak menuju US$ 2.450," kata Kelvin Wong, analis pasar senior OANDA untuk Asia Pasifik kepada Reuters.
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS akan bertemu pada tanggal 30-31 Juli dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan. Namun, data yang lebih lemah baru-baru ini dan komentar dari pejabat Fed telah mendorong pasar suku bunga berjangka untuk sepenuhnya memperhitungkan pemotongan 25 basis poin pada bulan September.
Baca Juga: Naik Rp 6.000, Intip Daftar Lengkap Harga Emas Antam di Siang Ini (29/7)
Laporan ketenagakerjaan nasional ADP dan laporan penggajian nonpertanian AS adalah poin data utama yang akan dirilis minggu ini.
Emas, yang secara historis terkenal karena stabilitasnya sebagai lindung nilai yang disukai terhadap risiko geopolitik dan ekonomi, akan naik harga saat suku bunga rendah.
Kabinet keamanan Israel memberi wewenang kepada pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memutuskan "cara dan waktu" tanggapan terhadap serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel yang menewaskan 12 remaja dan anak-anak. Israel dan Amerika Serikat menyalahkan kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah pada serangan ini.
Wong menambahkan bahwa harga emas batangan akan naik lebih lanjut jika keadaan semakin memanas di Timur Tengah.
Sementara,, konsumsi emas di Tiongkok yang merupakan pembeli emas terbesar di dunia, turun 5,61% pada paruh pertama tahun 2024 dari periode tahun lalu yang sama.
Harga perak spot naik 0,4% menjadi US$ 27,99 per ons troi.
"Kami terus melihat pasar perak defisit yang terus-menerus didorong oleh pertumbuhan permintaan solar panel yang berkelanjutan," kata JP Morgan dalam sebuah catatan. JPMorgan memperkirakan harga perak akan mencapai rata-rata US$ 36 pada tahun 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News