Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas emas global maupun logam mulia di dalam negeri menembus rekor tertinggi. Harga emas global mencapai level US$ 2.930 per ons troi, sementara harga logam mulia Aneka Tambang (Antam) menembus level Rp 1,7 juta per gram.
Harga emas Antam kini berada di posisi Rp 1.707.000 per gram, usai merosot Rp 1.000 pada perdagangan Jumat (21/2). Kondisi ini pun berpotensi mendongkrak kinerja bisnis dan keuangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Corporate Secretary Antam Syarif Faisal Alkadrie optimistis kenaikan harga emas akan berdampak positif dan memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja bisnis dan keuangan emiten tambang plat merah tersebut.
"Kinerja yang baik dalam penjualan emas menunjukkan bahwa emas memiliki potensi untuk terus mendukung pertumbuhan keuangan Antam di masa depan," ungkap Faisal saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (20/2).
Baca Juga: Sebulan Naik 7,29 Persen, Harga Emas Antam Hari Ini Malah Turun (21 Februari 2025)
Di tengah tren lonjakan harga emas di bulan ini, Faisal melihat minat masyarakat terhadap investasi emas sebagai instrumen yang aman (safe haven) masih terus meningkat. Fisal bilang, ada beberapa jenis pecahan logam mulia yang sangat diminati oleh pasar.
Produk emas Antam dengan permintaan tinggi adalah pecahan 10 gram, 5 gram dan 1 gram. Faisal mengatakan, Antam akan mengoptimalkan produksi untuk menjaga ketersediaan stok di Butik Emas Logam Mulia, sehingga bisa memenuhi permintaan konsumen.
"Kami terus mengoptimalkan produksi untuk memastikan bahwa pelanggan dapat tetap memperoleh berbagai produk logam mulia Antam," imbuh Faisal.
Sebagai upaya untuk memastikan ketersediaan produk logam mulia, Antam terus mengoptimalkan produksi di Pabrik Pengolahan dan Pemurnian yang dikelola oleh Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia.
Secara bersamaan, Antam juga memperkuat strategi pengadaan bahan baku emas, baik dari tambang emas kami di Pongkor maupun melalui kerjasama dengan pihak ketiga. Termasuk dengan sesama anggota holding tambang industri pertambangan BUMN, MIND ID, yakni PT Freeport Indonesia (PTFI).
"Dengan langkah-langkah ini, kami berupaya memastikan bahwa produk logam mulia dapat tersedia secara konsisten di pasar dan jaringan Butik Emas Logam Mulia yang kami miliki," kata Faisal.
ANTM pun telah menerima pengiriman tahap pertama dari PTFI sebagai bagian dari komitmen bersama untuk penyediaan bahan baku emas bagi produk logam mulia Antam. Adapun, pengiriman perdana emas batangan dari fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) Smelter PTFI ke fasilitas Antam di Pulogadung Jakarta telah dilakukan pada Rabu (12/2) pekan lalu.
Jumlah pengiriman perdana ini sebanyak 125 kilogram (kg), senilai Rp 207 miliar dengan kadar kemurnian 99,99%. "Pengiriman emas batangan perdana PTFI ke Antam merupakan langkah penting dalam upaya hilirisasi emas di Indonesia," kata Presiden Direktur PTFI Tony Wenas dalam rilis yang disiarkan Kamis (13/2).
Sebelumnya, pada November 2024 lalu, Antam dan PTFI telah melakukan penandatanganan kerja sama jual beli emas dengan kadar kemurnian 99,99%. Estimasi pembelian emas oleh Antam dari PTFI ini mencapai 30 ton per tahun.
Sekadar mengingatkan, kinerja penjualan emas ANTM dalam setahun penuh (full year) 2024 mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah Antam. Dalam setahun, ANTM mencapai volume penjualan emas sebanyak 43.776 kg (1,40 juta ons troi).
Angka itu mencerminkan pertumbuhan 67,53% dibandingkan penjualan emas ANTM pada tahun 2023, yang kala itu sebesar 26.129 kg (840.067 ons troi). "Pada tahun 2024, kenaikan harga emas dunia yang didorong oleh faktor makroekonomi global dan kondisi geopolitik turut mendorong peningkatan permintaan domestik," ungkap Faisal dalam keterbukaan informasi, Jumat (31/1) lalu.
Baca Juga: Profit 37,67% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Tipis (21 Februari 2025)
Selanjutnya: Menteri Rosan Ajak 35 Perusahaan Perancis Investasi di Sektor EBT
Menarik Dibaca: 19 Daftar Makanan Tinggi Purin yang Harus Dihindari Penderita Asam Urat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News