Sumber: The Star,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
3. Desakan Asosiasi industri India
Reuters memberitakan, Asosiasi Industri Minyak Nabati India (SEA) mendesak Pemerintah India membatasi impor minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan turunannya maksimum hingga 50.000 ton per bulan.
Tujuan pembatasan impor CPO dan produk turunannya tersebut untuk meningkatkan kapasitas industri penyulingan dan mendukung petani tanaman minyak nabati lokal.
Baca Juga: Cisadane Sawit Raya (CSRA) berharap tren naik harga CPO bisa bertahan
Mengutip Reuters, dalam suratnya kepada Kementerian Perdagangan dan Perindustrian India, SEA mengatakan, meski pekan lalu terbit kebijakan pembatasan impor produk turunan CPO, Pemerintah India tetap bisa mengeluarkan izin untuk kebutuhan publik. Ini dapat menyebabkan lonjakan impor kecuali pemerintah mengaturnya.
Permintaan SEA tersebut datang di tengah instruksi Pemerintah India secara pribadi kepada importir untuk tidak membeli produk turunan CPO dari Malaysia di tengah pertikaian diplomatik kedua negara.
4. Dampak minim atas Malaysia
The Star mencatat, jumlah ekspor minyak sawit olahan dari Malaysia ke India relatif kecil, yakni sekitar US$ 300 juta per tahun.
Oleh karena itu, Standard Chartered menilai, pembatasan apa pun yang dilakukan importir minyak sawit India untuk membeli komoditas dari Malaysia hanya akan berdampak minimal terhadap Negeri Jiran itu.
Baca Juga: India Boikot Malaysia, Ekspor CPO Indonesia Bakal Meningkat
"Pada akhirnya, India harus membelinya dari suatu tempat dan pada dasarnya jika larangan itu diberlakukan secara ketat, mereka akan membeli dengan harga yang lebih tinggi," kata kepala ekonom Penelitian Global Asean dan Asia Selatan Edward Lee kepada wartawan pada briefing penelitian di Kuala Lumpur kepada The Star.
Dia mengatakan, secara keseluruhan, harga minyak sawit mentah akan didukung oleh kejadian tersebut. "Ini akan mendukung ekspor Malaysia dan juga transaksi berjalannya," katanya.