kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   2.000   0,13%
  • USD/IDR 16.140   100,00   0,62%
  • IDX 7.080   43,33   0,62%
  • KOMPAS100 1.058   7,20   0,69%
  • LQ45 827   1,51   0,18%
  • ISSI 216   1,79   0,84%
  • IDX30 423   0,27   0,06%
  • IDXHIDIV20 512   -2,14   -0,42%
  • IDX80 120   0,73   0,61%
  • IDXV30 126   0,70   0,56%
  • IDXQ30 142   -0,50   -0,35%

Cisadane Sawit Raya (CSRA) berharap tren naik harga CPO bisa bertahan


Jumat, 17 Januari 2020 / 16:01 WIB
Cisadane Sawit Raya (CSRA) berharap tren naik harga CPO bisa bertahan
ILUSTRASI. Pabrik pengolahan kelapa?sawit PT Cisadane Sawit Raya Tbk. Cisadane Sawit Raya (CSRA) akan menggenjot produksi dan menekan biaya untuk meningkatkan profitabilitas.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (9/1) lalu, PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) terus berupaya menggenjot produksi dan menekan beban perusahaan di tahun 2020 ini.

Cisadane Sawit Raya melakukan penawaran umum saham perdana atau intital public offering (IPO) dengan melepas 410 juta saham baru ke publik dengan harga Rp 125 per saham. Melalui IPO, CSRA meraih dana Rp 51,25 miliar.

CSRA akan menggunakan dana tersebut untuk pembelian pupuk, pembelian tandan buah segar (TBS) yang berasal dari masyarakat, dan pembayaran kontraktor untuk biaya sewa alat berat serta alat konstruksi.

Baca Juga: Tawarkan 410 Juta Saham Baru Melalui, CSRA Mengincar Dana Rp 51,25 Miliar

Sekretaris Perusahaan Sidik Pramono berharap, bisnisnya bakal cerah pada tahun ini sejalan dengan tren kenaikan harga crude palm oil (CPO) sejak dua bulan terakhir di 2019. Pun untuk tahun ini, prediksi harga CPO yang masih akan membaik menjadi semangat perusahaan guna memanfaatkan momen kenaikan harga komoditas tersebut.

“Prediksi para analis terkait harga yang tetap akan baik pada 2020 menjadi semacam tambahan energi bagi kami untuk tetap menjaga agar produksi dan produktivitas terus meningkat sembari menjaga cost yang tetap terkontrol,” kata Sidik kepada Kontan.co.id, Jumat (17/1).

Tak hanya itu, penerapan B30 juga dinilai sebagai katalis positif bagi CSRA. Makanya, sejalan dengan adanya sentimen positif itu Cisadane Sawit berusaha untuk menggenjot produksi.

Baca Juga: Saham Cisadane Sawit Raya (CSRA) melonjak 69,6% pada perdagangan perdana

CSRA membidik kenaikan produksi menjadi sebesar 350.000 ton TBS dan lebih dari 62.000 ton CPO. Sampai 30 Juni 2019, produksi TBS mencapai 130.733 ton dan produksi CPO sebesar 22.217 ton. “Produk kami dijual ke Musim Mas, Sinar Mas, Pacific Indomas, dan lainnya,” ungkap Sidik.

Cisadane Sawit memiliki lokasi perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit di Kabupaten Labuhan Batu, Sumatra Utara. Melalui entitas anaknya, CSRA juga memiliki perkebunan di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, dan Kabupaten Banyuasin, Musi Rawas, Musi Rawas Utara yang terletak di Sumatra Selatan.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×