kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Harga Bitcoin Naik Dekati All-Time-High, Pertanda Reli?


Selasa, 21 Mei 2024 / 14:57 WIB
Harga Bitcoin Naik Dekati All-Time-High, Pertanda Reli?
ILUSTRASI. Harga Bitcoin kembali mencatatkan kenaikan sebesar 7% ke level US$71.259 atau setara Rp 1,14 miliar (kurs Rp16.008) pada Selasa (21/5) pukul 09.00 WIB.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga Bitcoin kembali mencatatkan kenaikan sebesar 7% ke level US$71.259 atau setara Rp 1,14 miliar (kurs Rp16.008) pada Selasa (21/5) pukul 09.00 WIB. Harga Bitcoin ini telah naik sekitar 51% secara year-to-date (ytd) dan mendekati All-Time-High (ATH) Bitcoin di level US$ 73.768.

Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan, kenaikan harga Bitcoin tersebut disebabkan beberapa faktor. Diantaranya adopsi investor institusi, perkembangan inflasi AS, serta optimisme terhadap akan disetujuinya ETF Ethereum spot.

Selain itu, Bitcoin sendiri memang sudah berada pada trek bullish yang mana main rally secara historis memang biasanya dimulai antara 1-6 bulan setelah halving.

Institusi ternama mulai dari Morgan Stanley, Millenium Management, hingga lembaga pengelola dana pensiun salah satu negara bagian di Amerika, Wisconsin, mulai melakukan pembelian Bitcoin melalui instrumen ETF Bitcoin spot.

Kabar terkait adopsi institusi yang telah berlangsung selama satu dua bulan terakhir tersebut mulai diketahui publik dalam satu dua minggu terakhir melalui dokumen laporan yang disampaikan kepada SEC.

“Meningkatnya adopsi institusi tersebut tidak hanya meningkatkan kredibilitas Bitcoin, namun juga optimisme pasar terhadap outlook harganya, terlebih apabila adopsi institusi kemudian berkembang pada skala yang lebih besar,” kata Fahmi dalam siaran pers, Selasa (21/5).

Baca Juga: Inflasi AS Melambat, Bitcoin Harga Melesat ke Level US$ 71.248

Selain itu, lanjut Fahmi, data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS minggu lalu yang mengindikasikan meredanya tekanan inflasi turut memberikan ketenangan lebih bagi para pelaku pasar bahwa upaya penurunan inflasi sudah berada pada jalur yang tepat.

Data tersebut turut meningkatkan optimisme investor terhadap kemungkinan inflasi dapat turun tanpa memberikan tekanan yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi.

“Salah satu faktor yang paling dinamis yang turut mempengaruhi pergerakan pasar kali ini adalah terjadinya shifting outlook terkait kemungkinan disetujuinya ETF Ethereum Spot,” tambah Fahmi.

Sebelumnya, sentimen negatif sempat berkembang dalam satu bulan terakhir imbas langkah SEC seperti mengirimkan Wells Notice kepada Consensys terkait layanan staking ETH yang dimiliki, dan penundaan tenggat waktu persetujuan ETF Ethereum Spot yang diajukan beberapa perusahaan.

Fahmi melihat, situasi tersebut membuat optimisme pasar terkait disetujuinya ETF Ethereum spot menurun. Namun, hari ini shifting outlook terjadi secara signifikan yang membuat harga ETH terapresiasi bahkan lebih tinggi dari Bitcoin.

Ke depan, rilis data ekonomi terkait tingkat pengangguran dan Purchasing Managers’ Index (PMI) Amerika Serikat pada Kamis minggu ini menjadi peristiwa yang cukup diantisipasi para investor. Selain itu, rilis data pendapatan Nvidia mungkin juga akan memiliki peran dalam membentuk sentimen pasar.

Fahmi mencermati, pasar kripto berpotensi reli apabila sejumlah kondisi terjadi. Misalnya, jika ETF Ethereum Spot disetujui dan data-data lain seperti PMI Amerika Serikat, pendapatan Nvidia menunjukkan angka yang positif.

“Dalam kondisi ini, investor dapat mengoptimalkan momentum dengan berfokus pada aset-aset potensial yang memiliki hubungan dengan katalis-katalis yang sedang berkembang tersebut,” jelas Fahmi.

Selain itu, bagi investor yang lebih konservatif, termasuk juga bagi investor pemula, strategi DCA atau dollar cost averaging juga masih cukup ideal untuk dijalankan. Sebab, timing the market bisa jadi akan lebih menantang pada situasi yang cukup bergantung pada perkembangan beberapa data yang tidak bisa sepenuhnya diprediksi, seperti keputusan SEC terkait ETF Ethereum spot.

Baca Juga: Dolar AS Bakal Tergeser Jika BRICS Produksi Kripto, Robert Kiyosaki: Beli Bitcoin!

Fahmi menuturkan, strategi DCA atau berinvestasi rutin setiap periode tertentu dengan nominal tertentu dapat memberikan investor harga rata-rata yang menarik. Bagi pengguna Reku, harga rata-rata pembelian tersebut kini tidak perlu dihitung secara manual karena investor bisa memantaunya di fitur Investment Insight.

Investor juga bisa memantau holding period, kalendar laba/rugi, hingga akumulasi keuntungan dari seluruh portofolio. Dengan begitu, investor bisa lebih terinformasi tentang performa investasinya dan lebih percaya diri dalam mengambil keputusan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×