Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bitcoin (BTC) mencapai US$ 64.000 pada Rabu (28/2). Untuk pertama kalinya, BTC berada level tersebut sejak puncak pasar bullish terakhir pada November 2021.
Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan, kenaikan harga Bitcoin ini sekaligus memperpanjang reli lebih dari 40% sepanjang Februari. Adapun, Ethereum (ETH) juga mengalami hal yang serupa dengan kenaikan mencapai 46% sepanjang Februari, mendekati harga US$ 3.500 setelah menembus level US$ 3.000 minggu lalu untuk pertama kalinya dalam hampir dua tahun.
Kamis (29/2) pukul 12.21 WIB, BTC bertengger di level US$ 61.947 naik sekitar 8,33% dalam 24 jam terakhir. Sementara, Ethereum (ETH) juga mengalami kenaikan dalam periode yang sama sekitar 5,53% dan bertengger di US$ 3.438. Adapun, total kapitalisasi pasar aset kripto berada di level US$ 2,3 triliun, naik sebesar 6,68% dalam 24 jam terakhir.
“Bitcoin saat ini hanya berjarak 9,6% dari level tertinggi sepanjang masa (ATH) di US$ 69.045 yang pernah terjadi pada 10 November 2021. Sementara, Ethereum berjarak 30,8% dari harga tertinggi sepanjang masa di kisaran harga US$ 4.878,” terangnya dalam riset mingguan, Kamis (29/2).
Baca Juga: Harga Bitcoin Melesat ke Atas US$ 60.000
Reli minggu ini bertepatan dengan arus masuk besar ke ETF spot yang diperdagangkan di AS, dengan dana baru menambahkan lebih dari 12.000 Bitcoin pada hari Selasa (27/2) setelah menambahkan sekitar 10.000 pada hari Senin (26/2).
Kenaikan Bitcoin juga dilatarbelakangi menjelang peristiwa penting yang disebut sebagai halving bitcoin pada bulan April. Halving merupakan peristiwa yang terjadi sekitar empat tahun sekali dan biasanya disertai dengan kenaikan yang kuat seiring dengan melambatnya penerbitan Bitcoin baru.
Lebih lanjut, Panji menjelaskan, Bitcoin halving dimaksudkan untuk memastikan kelangkaan penerbitan BTC dari waktu ke waktu. "Dengan semakin menipisnya BTC yang diterbitkan, harga Bitcoin telah melonjak dibandingkan halving sebelumnya yang terjadi pada tahun 2020, 2016, dan 2012," terangnya.
Adapun Ethereum dan sebagian besar altcoin lainnya juga mengikuti jejak Bitcoin. Pergerakan Ethereum terjadi sekitar dua minggu sebelum peningkatan yang disebut Dencun, yang diharapkan membuat blockchain lebih murah dan lebih cepat serta juga akan berdampak positif ke sektor layer-2 seperti; Optimism (OP), Arbitrum (ARB), Polygon (MATIC).
Selain peningkatan Dencun, sejak ETF Bitcoin spot disetujui pada Januari dan harga BTC naik setelahnya, banyak yang berspekulasi bahwa ETF Ethereum Spot menjadi yang berikutnya akan disetujui. Saat ini ETF Ethereum Spot masih dalam peninjauan dari SEC dan keputusan terdekat berada di sekitar bulan Mei 2024.
Baca Juga: Harga Bitcoin Telah Mencetak Rekor Baru, Tembus US$ 57.000 di Pasar Asia
Panji menilai, keseluruhan pasar aset kripto telah terdampak positif berkat kenaikan harga BTC. Meski demikian, investor dan trader diharapkan dengan cermat mengikuti perkembangan pasar dan waspada jika terjadinya pembalikan trend yang secara tiba tiba.
"Melakukan diversifikasi ke altcoin juga dapat dimanfaatkan dengan mempertimbangkan narasi kripto dan trend teknologi blockchain yang akan terjadi kedepan,” imbuh Panji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News