Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bitcoin (BTC) menguat di tengah goyangnya harga Stablecoin USD Coin (USDC) seusai runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB). Melansir coinmarketcap, Selasa (14/3) pukul 20.16 WIB, harga bitcoin saat ini naik 16,83% dari hari kemarin ke US$ 26.431 per koin.
Kenaikan itu mencatatkan penguatan bitcoin sebesar 15,70% pada minggu ini. Public Relations Tokocrypto Bianda Ludwianto mengatakan, ada kemungkinan kripto masih akan mengalami fluktuasi yang tinggi di tahun 2023.
“Mungkin di pertengahan tahun akan ada peningkatan harga akibat situasi makroekonomi global yang bisa membaik, tingkat inflasi bisa lebih stabil, dan kenaikan suku bunga The Fed tidak agresif,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Selasa (14/3).
Bitcoin juga akan halving pada tahun 2024, sehingga akan mengalami kenaikan harga di tahun 2023. “Periode halving itu diproyeksikan akan membuat harga tertinggi Bitcoin kemungkinan bisa bull run menyentuh US$ 29.000-US$ 30.000 per keping,” ungkap Bianda.
Baca Juga: Harga Bitcoin Naik, Ini Sentimen Penggeraknya
Menurut Bianda, meskipun sering dianggap sebagai investasi spekulasi, bitcoin memiliki semua karakteristik uang "baik", yaitu tahan lama, dapat dibagi, portabel, dan dapat diverifikasi.
“Bitcoin tetap menjadi penentu arah untuk market kripto untuk saat ini, karena memegang 45% dari seluruh market. Bitcoin adalah mother of all cryptos, merupakan aset kripto pertama, dan telah ada selama 10 tahun terakhir,” tuturnya.
Bianda mengungkapkan, investasi aset kripto secara keseluruhan masih memiliki peluang yang menjanjikan untuk jangka panjang.
“Secara kolektif, market kripto kemungkinan besar memiliki potensi untuk bergerak positif. Namun, tetap volatilitas tinggi hingga benar-benar kembali berada di bull market,” ungkap dia.
Baca Juga: Harga Bitcoin Naik, Investor Disarankan Tetap Hati-hati
Selain itu, Bianda melihat, kepercayaan dengan investasi kripto masih tinggi. Sebab, masih banyaknya perusahaan besar yang mengeksplorasi untuk masuk ke industri ini, baik itu terkait perkembangan teknologi blockchain maupun web3.
Oleh karena itu, investor saat ini bisa melakukan konsep nabung kripto dengan strategi dollar cost averaging (DCA) dan buy the dips.
Menurut Bianda, untuk memilih aset kripto yang punya prospek baik, investor bisa melakukan riset menggunakan data-data yang ada, seperti dari market cap, volume trading, dan ranking di situs CoinMarketCap.
“Investor juga harus lihat roadmap project kripto dan pengembangnya untuk memastikan sustainable business,” papar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News