kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga Bitcoin Masih Tertekan, Pasar Menanti Data Inflasi AS


Selasa, 10 September 2024 / 20:53 WIB
Harga Bitcoin Masih Tertekan, Pasar Menanti Data Inflasi AS
ILUSTRASI. Altcoin (kependekan dari 'koin alternatif') merujuk pada mata uang kripto apa pun yang bukan Bitcoin.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin cenderung tertahan. Saat ini pasar menantikan rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan coinmarketcap, harga BTC berada di US$ 56.904 pada Selasa (10/9) pukul 20.24 WIB. Dalam sepekan terakhir, harganya turun 3,90%.

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan, data makroekonomi pekan ini akan menentukan nasib harga BTC dan altcoin. Maklum, sepanjang tahun ini data-data makroekonomi telah sangat mempengaruhi aset kripto lantaran investor terus menilai kepercayaannya terhadap aset berisiko ini berdasarkan kinerja ekonomi AS.

Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) dijadwalkan untuk merilis CPI Agustus pada hari ini. Pada bulan Juli, inflasi secara tahunan melunak menjadi 2,9% dari 3% pada bulan Juni, sebuah perubahan yang meningkatkan kinerja Bitcoin. 

Baca Juga: Pasar Altcoin Merosot, Ethereum Sentuh Titik Terendah dalam 3 Tahun Terakhir

Pelaku pasar saat ini memperkirakan inflasi CPI akan turun lebih jauh menjadi 2,6% YoY, yang bisa memperkuat kekuatan Bitcoin jika terealisasi. Core CPI, yang mengecualikan item yang fluktuatif seperti makanan dan energi, diperkirakan akan sama dengan periode sebelumnya menjadi 3,2%YoY pada bulan Agustus.

"Baik CPI maupun core CPI diperkirakan menunjukkan pertumbuhan bulanan sebesar 0,2% MoM untuk bulan Agustus," tulisnya dalam rilis, Selasa (10/9).

Yudha melihat, secara teknikal, BTC saat ini berpotensi menguji kembali area resistance di US$ 57.000. Menurutnya, jika berhasil menembus resistance tersebut, BTC bisa menuju ke MA-20 di sekitar US$ 58.830, dengan target selanjutnya di kisaran US$ 61.000 - US$ 62.000. Ini dengan catatan, angka inflasi sesuai atau lebih rendah dari ekspektasi pasar.

"Jika data inflasi lebih tinggi dari ekspektasi, BTC berpotensi mengalami penurunan kembali dari resistance US$ 57.000 dan bisa melemah ke sekitar US$ 55.000," paparnya.

Baca Juga: Melihat Prospek Bitcoin di Tengah Tren Penurunan di Bulan September

Saat ini Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga yang dapat memberikan kelegaan bagi pasar. Sehingga, investor semakin percaya diri untuk berinvestasi di Bitcoin dan saham kripto.

Menurut FedWatch CME, pedagang memprediksi ada peluang 73% bahwa Fed AS akan memangkas suku bunga sebesar 25bps. Sementara ada peluang 27% bahwa mereka akan memangkas suku bunga sebesar 50bps.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×