kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45865,65   3,98   0.46%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Data Inflasi AS Turun, Harga Bitcoin Naik Hingga US$ 66.000


Sabtu, 18 Mei 2024 / 16:47 WIB
Data Inflasi AS Turun, Harga Bitcoin Naik Hingga US$ 66.000
ILUSTRASI. Uang kripto. Data Inflasi AS Turun, Harga Bitcoin Naik Hingga US$ 66.000.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Saat ini, penurunan inflasi Amerika Serikat terhadap pasar bitcoin menunjukkan tren kenaikan yang mendapat banyak atensi di kalangan investor. 

Berdasarkan data terbaru, harga bitcoin (BTC) berhasil stabil di atas angka US$ 65.000 dan sempat menyentuh US$ 66.000 setelah mengalami volatilitas sepanjang pekan ini. Per hari Sabtu 18 Mei 2024 Bitcoin menyentuh harga US$ 66,967.

Menariknya, penurunan tingkat inflasi AS telah mempengaruhi sentimen pasar secara positif. 

Baca Juga: Investor Berburu Aset Berisiko Seiring Ketakutan Mereda dari Pasar

Data dari Trading Economics dan US Bureau of Labor Statistics menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI) lebih rendah dari perkiraan, yaitu sebesar 3,4%, yang menandakan penurunan tekanan inflasi.

CEO Indodax Oscar Darmawan, mengatakan, penurunan inflasi Amerika Serikat (AS) memberikan angin segar bagi pasar kripto, terutama Bitcoin. 

"Ini memperkuat kepercayaan investor terhadap potensi Bitcoin sebagai pelindung nilai terhadap inflasi dan aset yang mampu menawarkan return lebih tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi global," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/5).

Selain itu, kenaikan harga bitcoin ini juga didukung oleh peningkatan aktivitas perdagangan di kalangan investor ritel dan institusi. Funding rates yang meningkat menunjukkan adanya peningkatan pembelian dengan leverage di banyak bursa ritel.

Baca Juga: Harga Bitcoin Kembali Melesat, Pasar Kripto Bakal Bergairah Lagi?

Momentum seperti ini sangat dinantikan oleh para investor setiap bulannya. Penentuan penurunan atau kenaikan inflasi di Amerika Serikat memiliki dampak signifikan terhadap suku bunga secara global. 

Dalam konteks ini, investor akan menjadikan tingkat inflasi AS sebagai salah satu acuan utama dalam menentukan instrumen investasi yang paling tepat untuk dipilih.

Terkait hal ini, Oscar mengatakan pentingnya memanfaatkan momen seperti ini untuk melakukan investasi dengan teknik Dollar Cost Averaging (DCA) melalui fitur ‘Investasi Rutin’ di Indodax, “Melakukan DCA akan membantu kita untuk mengatur investasi kita dan akan menguntungkan ketika ada momen seperti ini,” imbuhnya.

Teknik DCA memungkinkan investor untuk membeli kripto secara berkala dengan jumlah yang sama setiap bulannya, sehingga mengurangi risiko dan dampak volatilitas pasar. Ini adalah strategi yang sangat efektif dalam jangka panjang untuk mengakumulasi aset dengan biaya rata-rata yang lebih rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×