Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
Fyqieh menjelaskan, saat ini, Bitcoin berada di bawah Exponential Moving Average (EMA) 50-day dan 200-day, mengirimkan sinyal harga bearish kepada para investor.
Kondisi ini menunjukkan tekanan jual yang signifikan dan potensi penurunan harga lebih lanjut jika BTC tidak mampu menembus level-level resistensi kunci.
Menurutnya, jika BTC berhasil menembus EMA 200-day, hal ini akan memberikan dukungan kuat untuk pergerakan menuju level resistensi US$ 60.365.
Baca Juga: Investor Kripto Menantikan Data Ekonomi AS
Dia pun menilai bahwa penembusan di atas level tersebut dapat membuka peluang bagi para investor untuk mencapai EMA 50-day, yang akan menjadi indikator bullish kuat lainnya.
“Dalam skenario ini, harga Bitcoin bisa mendapatkan momentum untuk naik lebih tinggi, memberikan sinyal positif kepada pasar,” kata Fyqieh.
Namun, Fyqieh bilang, jika Bitcoin gagal menembus zona resistensi US$ 58.000, maka harga dapat terus bergerak turun. Dukungan langsung pada sisi negatifnya berada di dekat level US$ 56.600.
Dia mencermati, jika penurunan Bitcoin di bawah level US$ 55.000, maka dapat menyebabkan tekanan jual lebih lanjut, membawa harga menuju level dukungan US$ 52.884.
Baca Juga: Bitcoin Kembali Menguat ke Level US$ 63.253, Simak Prospeknya
Selain analisis teknikal, Fyqieh mengatakan bahwa beberapa faktor eksternal juga perlu dipertimbangkan. Angka inflasi AS, penjualan BTC oleh pemerintah Jerman, dan arus masuk pasar ETF BTC spot AS dapat mempengaruhi sentimen pasar dan pergerakan harga Bitcoin.
“Para investor perlu memperhatikan faktor-faktor ini untuk membuat keputusan investasi yang lebih bijaksana,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News