kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.707.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.380   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.587   -162,51   -2,41%
  • KOMPAS100 967   -29,75   -2,98%
  • LQ45 748   -22,23   -2,89%
  • ISSI 205   -6,09   -2,88%
  • IDX30 388   -11,53   -2,89%
  • IDXHIDIV20 468   -13,99   -2,90%
  • IDX80 109   -3,42   -3,04%
  • IDXV30 115   -3,45   -2,91%
  • IDXQ30 127   -4,24   -3,22%

Harga Bitcoin Anjlok di Bawah US$ 90.000, Tren Bullish di Februari Berpotensi Putus


Selasa, 25 Februari 2025 / 16:22 WIB
Harga Bitcoin Anjlok di Bawah US$ 90.000, Tren Bullish di Februari Berpotensi Putus
ILUSTRASI. Harga aset kripto mengalami pergerakan beragam pekan lalu, dipengaruhi oleh kekhawatiran terkait tarif, suku bunga, serta kasus peretasan Bybit.REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga aset kripto mengalami pergerakan beragam pekan lalu, dipengaruhi oleh kekhawatiran terkait tarif, suku bunga, serta kasus peretasan Bybit senilai US$ 1,4 miliar atau sekitar Rp 22,88 triliun oleh Lazarus Group.

Berdasarkan data SoSoValue, ETF Bitcoin mencatat arus keluar bersih selama empat hari berturut-turut hingga akhir pekan lalu, dengan total penarikan US$ 62,77 juta pada 21 Februari 2025.

Sepanjang minggu tersebut, total arus keluar mencapai US$ 559,41 juta, menandai pekan kedua berturut-turut dengan arus keluar, yang kini mencapai sekitar US$ 1,14 miliar. 

ETF Bitcoin spot di AS kini menguasai Bitcoin (BTC) senilai US$ 110,8 miliar, setara dengan 5,88% dari total kapitalisasi pasarnya.

Baca Juga: Harga Bitcoin ke Titik Terendah Bulan Februari, Ini Cara Memulai Investasi Kripto

Sementara itu, ETF Ethereum spot berhasil menghindari arus keluar bersih mingguan meskipun mencatat outflow sebesar US$ 8,92 juta pada 21 Februari 2025. Dengan demikian, ETF ETH masih membukukan inflow bersih mingguan sebesar US$ 1,61 juta, meski dalam jumlah yang sangat kecil.

Ajaib Kripto melihat rekor kuat Bitcoin di bulan Februari terancam berhenti seiring tekanan jual masih terjadi dengan harga BTC turun lebih dari 9% sejak awal bulan ini.

Data historis menunjukkan bahwa selama 5 tahun terakhir, Bitcoin selalu mencetak kinerja positif setiap Februari. Namun, dengan hanya beberapa hari tersisa di bulan ini, pasar menghadapi tantangan besar untuk membalikkan tren bearish saat ini.

Menurut data dari Coinglass, BTC telah mencatat kenaikan signifikan dalam bulan Februari selama beberapa tahun terakhir, termasuk 36,78% pada 2021 dan 43,55% pada 2024. Namun, Februari 2025 sejauh ini tidak menunjukkan pola yang sama. 

Dengan berbagai peristiwa ekonomi dan fundamental yang akan terjadi pekan ini, akankah Bitcoin mampu mempertahankan rekornya, atau justru mencetak Februari bearish untuk pertama kalinya dalam sejarah?

Financial Expert Ajaib, Panji Yudha mengatakan, Bitcoin terus berusaha menembus level psikologis US$ 100.000, namun dalam tiga pekan terakhir masih tertahan. 

Per Selasa (25/2) pukul 16.02. WIB, harga BTC berada di US$89.412, turun 6,48% dalam 24 jam terakhir.

"Saat ini, BTC berada di ambang support US$91.000, di mana jika mampu rebound, ada potensi kenaikan menuju US$ 95.000. Sebaliknya, jika tekanan jual meningkat dan BTC turun dari level support, harga bisa melanjutkan koreksi hingga US$88.000," ujar Panji dalam siaran pers, Selasa (25/2).

Panji menyebutkan, faktor eksternal seperti data ekonomi utama dan pernyataan The Fed bisa menjadi pemicu volatilitas tinggi. Di tengah ketidakpastian ini, pemantauan sentimen pasar dan kesiapan menghadapi pergerakan ekstrim menjadi kunci bagi investor.

Baca Juga: Bybit Dibobol! Peretas Gasak Rp23 Triliun, Pendiri Binance CZ Turun Tangan

Pekan ini, pasar kripto bersiap menghadapi berbagai peristiwa makroekonomi dan industri yang dapat mempengaruhi harga aset digital dan sentimen investor. 

Di antara tanggal 24 Februari – 28 Februari 2025, sejumlah agenda penting akan berlangsung, termasuk laporan keuangan Nvidia, data ekonomi AS, serta sidang legislatif terkait aset digital.

Indeks Keyakinan Konsumen AS dirilis 25 Februari, laporan New Home Sales AS & Laporan Keuangan Nvidia pada 26 Februari, data PDB AS kuartal IV-2024 rilis pada 27 Februari, serta
laporan Inflasi PCE & Pernyataan The Fed rilis pada 28 Februari.

Panji menuturkan, laporan keuangan Nvidia juga menjadi perhatian bagi pasar aset kripto minggu ini. Sebagai produsen chip terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, kinerja Nvidia sering dianggap sebagai indikator utama pertumbuhan sektor kecerdasan buatan (AI), yang juga berpotensi mempengaruhi pergerakan harga  aset kripto AI, seperti TAO, RENDER, FET, dll.

Selanjutnya: Terus Diversifikasi Bisnis, Pertagas Komitmen Wujudkan Swasembada Energi

Menarik Dibaca: Brokoli Aman untuk Asam Urat? Yuk Simak Ulasannya di sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×