Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan yakin bisa menjual sukuk ritel melampaui target yang dipatok para agen penjual. Soalnya, dalam satu minggu penjualan saja, para agen penjual sudah memperoleh permintaan sukuk ritel yang berlimpah.
Ketiga belas agen penjual sukuk ritel menargetkan bisa menjual surat utang berbasis hukum Islam tersebut sebanyak Rp 1,7 triliun hingga 20 Februari 2009. Namun, satu minggu sejak awal masa penawaran sukuk ritel pada 30 Januari 2009 lalu, sebelas agen penjual melaporkan penjualan sekitar Rp 1,48 triliun. Dengan kata lain, 87% dari target penjualan awal sudah tercapai.
Tak heran, Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Dahlan Siamat tambah optimistis. "Dua minggu ke depan tampaknya bisa mencapai sekitar Rp 4 triliun hingga Rp 5 triliun," katanya kepada KONTAN, kemarin (8/2).
Minta tambah jatah
Hitungan itu berdasarkan perkiraan target penjualan para agen penjual sukuk. Pemerintah masih belum memutuskan batas maksimal penjualan sukuk ritel. Namun, Dahlan menganggap bahwa target penjualan Rp 5 triliun itu cukup masuk akal mengingat minat dan waktu penawaran yang cukup panjang.
Lagi pula, Ditjen Pengelolaan Utang memiliki aset dasar (underlying asset) hingga Rp 13,5 triliun untuk menerbitkan sukuk. Namun, memang tidak semua underlying asset itu untuk dasar penerbitan sukuk ritel. Karena, sebagian lagi untuk juga sebagai aset dasar penerbitan sukuk global. "Kalau utangnya lebih dari underlying, kita harus minta persetujuan dari DPR dulu untuk menambah," kata Dahlan.
Larisnya penjualan sukuk ritel tak lepas dari penurunan BI rate. Ini membuat imbal hasil sukuk ritel sebesar 12% menjadi lebih menggiurkan.
Bahkan, Dahlan mengaku beberapa agen penjual telah meminta tambahan jatah penjualan ke Ditjen Pengelolaan Utang. "Sekarang ini sudah ada tiga agen yang meminta tambah, beberapa agen lagi akan menyusul," ujarnya.
Salah satu agen penjual yang mengajukan penambahan itu adalah PT Trimegah Securitis. Sebelumnya, Trimegah mengajukan proposal target penjualan de Ditjen Pengelolaan Utang sebesar Rp 150 miliar. "Kami sudah melampaui target penjualan awal, makanya kami meminta penambahan," kata Head of Debt Capital Trimegah Securities Agus Salim.
Namun, Agus belum bisa memastikan berapa nilai tambahan yang akan diminta Trimegah. Ia hanya bilang akan meminta tambahan selama ada permintaan sukuk ritel.
Agen penjual lain, Bank Syariah Mandiri (BSM), masih belum mengajukan tambahan. Namun, hasil penjualan sukuk ritel yang dilakukannya dalam seminggu ini tampaknya sesuai prediksi. BSM menargetkan penjualan sukuk ritel hingga Rp 100 miliar. "Tidak tertutup kemungkinan kami menambah karena waktu penjualan masih dua minggu lagi," kata Direktur Utama BSM Yuslam Fauzi.
BNI Securities pun belum mengajukan penambahan. Soalnya sejak awal BNI Securities sudah menetapkan target penjualan besar, yakni mencapai Rp 250 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News