Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek kinerja PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) diperkirakan tetap cukup solid pada 2025. Walaupun memang, terdapat tantangan yang dapat memberikan efek terhadap kinerjanya.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan saat ini sektor ritel lebih dihadapkan oleh daya beli yang melemah. Hal ini membuat kinerja keuangan emiten ritel masih melambat.
Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) juga dinilai bisa berdampak secara tidak langsung. Sebab, kenaikan tarif dagang yang agresif bisa membuat perlambatan pertumbuhan ekonomi dari beberapa negara termasuk Indonesia.
"Hal ini juga bisa berdampak pada daya beli yang melemah lagi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (10/2).
Baca Juga: Kinerja MAPI Diproyeksikan Tumbuh 16%, Begini Rekomendasi Ina Sekuritas
Equity Research JP Morgan, Benny Kurniawan berpandangan bahwa kondisi saat ini lebih menguntungkan untuk perusahaan-perusahaan bahan pokok dibandingkan peritel kelas atas. Sebab, masih akan menghadapi lanskap persaingan yang semakin ketat dan juga pergerakan mata uang yang tidak menguntungkan.
"Kami khawatir bahwa lingkungan valuta asing yang bergejolak dapat menghambat kemauan konsumen kelas menengah ke atas untuk berbelanja untuk sementara waktu," sebutnya.
Di sisi lain, Benny meyakini bahwa margin kotor MAPI tidak akan terpengaruh dengan asumsi nilai tukar rupiah mencapai Rp 16.400 per dolar AS pada akhir tahun.
Equity Research Maybank Sekuritas, Willy Goutama berpandangan bahwa prospek kinerja MAPI masih cukup solid. Sebab, pelarangan penjualan Iphone 16 yang sempat dilarang pemerintah diharapkan akan segera menemui titik temu untuk mencabut larangan tersebut.
Baca Juga: Jual Sisa Saham Treasuri, Mitra Adiperkasa (MAPI) Raup Rp 79,1 Miliar
Di sisi lain, Willy juga menilai pelarangan penjualan Iphone tidak akan mengganggu laju pertumbuhan MAPI di 2025. Dalam hitungannya, perkiraan penjualan Iphone hanya Rp 591 miliar atau 1,3% dari penjualan tahun ini.
Selain itu, aksi boikot dari konsumen juga diperkirakan tidak berlanjut tahun ini lantaran hanya bersifat sementara. "Terkait dampak boikot sepertinya hanya bersifat sementara dan berpotensi tidak berlanjut di tahun ini," kata Aziz.
Oleh sebab itu, kinerja MAPI diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan. Maybank Sekuritas, bahkan merevisi naik perkiraan pendapatan MAPI sebesar 1% menjadi Rp 44,30 triliun dan perkiraan laba bersih naik sebesar 2% menjadi Rp 2,06 triliun.
Karenaya, meskipun basis pendapatan MAPI yang tinggi, Willy memperkirakan CAGR EPS 2024-2026 sebesar 7%, memungkinkan MAPI untuk secara berkelanjutan menghasilkan pendapatan yang tinggi di 2025-2026. "Sementara itu, kami menilai PER 2025 MAPI sebesar 11 kali dan telah memperhitungkan dampak negatif dari kenaikan upah minimum di pasar target MAPI, larangan penjualan iPhone 16, dan boikot Starbucks," paparnya.
Dengan demikian, Maybank Sekuritas mempertahankan rating beli MAPI dengan target harga Rp 2.000. Lalu, JP Morgan memberikan rating overweight dengan target harga Rp 1.760. Adapun Kiwoom Sekuritas Indonesia menyarankan speculative buy dengan target harga Rp 1.440.
Baca Juga: Emiten Ritel Tersengat Momentum Ramadan dan Lebaran, Cek Saham Rekomendasi Analis
Selanjutnya: Begini Komitmen Bukalapak (BUKA) untuk Tingkatkan Kinerja dan Beri Return Tinggi
Menarik Dibaca: Finansial Gen Z Rentan Masalah Keuangan, Ini Solusi Meningkatkan Literasi!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News