Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) diperkirakan tetap kuat di 2025. Tangguhnya ekonomi masyarakat kelas menengah atas dan strategi mitigasi risiko perseroan menjadi pendorongnya.
Research Analyst Ina Sekuritas, Rifdah Fatin Hasanah memaparkan, indeks pendapatan yang diterbitkan Bank Indonesia (BI), yang mengkategorikan tingkat pengeluaran, mengindikasikan individu dengan pengeluaran bulanan Rp 4,1 juta - Rp 5 juta dan di atas Rp 5 juta memiliki tingkat pendapatan yang tahan banting di 2024, dengan kecenderungan pertumbuhan yang konsisten.
Basis pendapatan yang kuat di antara kelompok masyarakat berpenghasilan menengah ke atas ini terus mendukung pengeluaran barang tahan lama. Indeks pengeluaran untuk kategori-kategori ini secara konsisten tetap berada di zona ekspansi atau di atas level 100 sepanjang tahun 2024.
Menurutnya, tren tersebut menyoroti stabilitas pertumbuhan pendapatan MAPI. Sebab, perseroan secara strategis berfokus pada pelanggan berpenghasilan menengah ke atas.
Sebagai hasilnya, kinerja MAPI tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi ekonomi yang lebih luas, yang mencerminkan posisinya yang kuat dalam segmen konsumen yang tangguh.
"Kami memproyeksikan pendapatan MAPI akan tumbuh sebesar 16% YoY pada 2025 menjadi Rp 43,31 triliun," tulisnya dalam riset, Kamis (30/1).
Baca Juga: Jual Sisa Saham Treasuri, Mitra Adiperkasa (MAPI) Raup Rp 79,1 Miliar
Pandangan itu juga berangkat dari kinerja pendapatan MAPI yang tetap tumbuh hingga September 2024. Perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 12% YoY, di tengah adanya aksi boikot dari konsumen akibat konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel.
Sebagai pengingat, segmen bisnis divisi F&B, khususnya Starbucks, Burger King, dan Domino's telah menjadi target utama dari aksi boikot tersebut, sehingga menimbulkan ketidakpastian di segmen tersebut. Akibatnya, kinerja segmen F&B hingga September 2024 turun 21% YoY.
Rifdah menyoroti hal itu sebagai efektivitas strategi portofolio merek yang terdiversifikasi. Pendekatan itu memungkinkan perusahaan untuk mengurangi dampak pada segmen F&B dengan mengoptimalkan kinerja divisi lain, terutama segmen ritel.
Di segmen ritel, pendapatan hingga September 2024 mencapai Rp 22,8 triliun, menandai pertumbuhan 25% YoY, didorong oleh meningkatnya popularitas olahraga di Indonesia. Tercermin juga dari jumlah gerai aktif yang meningkat hingga September 2024 meningkat menjadi 1.871 dari 1.518.
Menurut Rifdah, meningkatnya minat terhadap aktivitas seperti lari dan kebugaran semakin memperkuat posisi MAPI di segmen ritel. Dia memperkirakan pertumbuhan tahunan sebesar 15,8% pada tahun 2025.
"Memanfaatkan momentum, kami percaya tren tersebut akan berdampak positif terhadap kinerja MAPI, terutama di segmen ritel, sehingga dapat membantu mengimbangi risiko yang terkait dengan penurunan kinerja di segmen F&B.
Selain itu, MAPI juga mengoperasikan toko online dengan mengelola 51 platform online milik sendiri dan berkolaborasi dengan delapan platform pihak ketiga. Segmen ritel digital MAPI juga menunjukkan kinerja yang solid, mencapai pertumbuhan sebesar 23% YoY hingga September 2024 dan memberikan kontribusi sebesar 9% terhadap total pendapatan, naik dari 8,5% di periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Emiten Ritel Tersengat Momentum Ramadan dan Lebaran, Cek Saham Rekomendasi Analis
Adapun platform milik sendiri menyumbang 55% dari pendapatan digital, sementara marketplace pihak ketiga menyumbang 45% sisanya.
Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, Ina Sekuritas juga memproyeksikan pertumbuhan laba bersih MAPI di 2025 menjadi Rp 2,23 triliun. Perkiraan itu tumbuh 23,8% dari perkiraan laba bersih 2024 sebesar Rp 1,8 triliun.
Dus, Ina Sekuritas memberikan rating buy untuk MAPI dengan target harga Rp 1.700. Valuasi tersebut didasarkan pada rasio P/E 12,6 kali untuk 2025, yang merupakan rasio P/E rata-rata 3 tahun ke depan.
"Kami percaya bahwa rasio ini mencerminkan potensi pertumbuhan MAPI yang kuat," sebutnya.
Adapun risiko dari prospek MAPI, yakni sertifikasi iPhone yang tertunda, ketegangan yang lebih lama di Timur Tengah, dan melemahnya daya beli.
Selanjutnya: 20 Kampus Penerima Mahasiswa Baru SNBP KIP Kuliah Paling Banyak, Siswa Cek Mana saja
Menarik Dibaca: 10 Makanan Penurun Gula Darah Tinggi Terbaik yang Direkomendasikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News