Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga tembaga terkoreksi dan diprediksi mendekati level penurunan mingguannya. Ini terjadi setelah prediksi negatif Goldman Sachs Group Inc.
Mengutip Bloomberg, Jumat (5/8) pukul 9.50 di Shanghai harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange konsolidasi di kisaran US$ 4.830 per metrik ton setelah sehari sebelumnya menukik 0,90% dan ditutup di level US$ 4.831 per metrik ton.
Dalam laporan terbaru Goldman Sachs Inc, diprediksi akan terjadi kenaikan aktivitas produksi tambang tembaga akibat murahnya biaya produksi. Ini datang bersamaan dengan dugaan pelemahan permintaan dari sektor global.
Masih dalam rilis laporan yang sama disampaikan terjadi kenaikan produksi tembaga di paruh pertama 2016 yang terjadi secara konsisten dan diprediksi tren ini akan berlanjut di semester kedua ini. Diduga harga tembaga bisa turun ke level US$ 4.000 per metrik ton dalam 12 bulan mendatang.
“Keadaan fundamental ini menekan harga tembaga karena ketidakseimbangan pasar global diprediksi akan terjadi lagi,” ujar Max Layton dan Yubin Fu, analis Goldman seperti dikutip dari Bloomberg.
Saat ini pasar global sedang menanti data dari ketenagakerjaan AS yang diprediksi mixed. Jika data tersebut dirilis positif itu akan semakin menambah panjang beban dari harga komoditas, namun jika sebaliknya bukan tidak mungkin kesempatan rebound itu datang.
Pasalnya data ketenagakerjaan AS akan menjadi patokan bagi pelaku pasar untuk menyoroti prospek kenaikan suku bunga The Fed ke depannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News