Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Porsi initial public offering (IPO) PT Garuda Maintanance Facility (GMF) AeroAsia berubah. Kendati demikian, hal ini tak lantas membuat alokasi penggunaan dananya nanti ikut berubah.
"Sebesar 60% tetap untuk ekspansi," ujar Arif Faisal, VP Corporate Secretary GMF AeroAsia kepada KONTAN, Jumat (6/10).
GMF melepas 2,82 miliar saham atau 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan harga pelaksanaan Rp 400 per saham, maka GMF bakal meraup Rp 1,27 triliun.
Artinya, dana sekitar Rp 762 miliar akan digunakan untuk ekspansi baik secara organik maupun anorganik. GMF berambisi untuk mengambil kue pasar perawatan pesawat yang banyak lari ke luar negeri.
Dengan ststegi ini juga, porsi pemasukan GMF akan berimbang, tidak hanya didominasi dari induknya, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), tapi maskapai penerbangan lain. Sejauh ini, lebih dari 50% pendapatan GMF berasal dari order perawatan pesawat GIAA.
GMF juga akan menggunakan Rp 317,5 miliar atau sekitar 25% dari dana hasil IPO untuk modal kerja. Sisanya, sebesar 15% atau setara Rp 190 miliar dialokasikan untuk refinancing.
GMF masih berpeluang untuk meraup Rp 5 triliun meski rencana IPO berubah. Dalam rencana sebelumnya, GMF ingin melepas 10,89 miliar saham atau setara 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dari jumlah itu, 10% saham dialokasikan untuk investor strategis, sisanya yang 20% untuk publik.
Namun, berdasarkan animo dan upaya untuk mengoptimalkan nilai perusahaan, rencana tersebut diubah. "Sekarang dibalik, porsi 20% saham untuk investor strategis, 10% untuk publik," kata Arif.
Sebanyak 2,82 miliar saham atau 10% saham akan dilepas melalui IPO. Dengan harga pelaksanaan Rp 400 per saham, GMF AeroAsia berpotensi meraih dana Rp 1,27 triliun. "Tentu, kami berharap harga pelaksanaan nanti di atas Rp 400," ucap Arif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News