Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peluang terjadinya fenomena Santa Claus Rally di pasar saham Indonesia menjelang akhir 2025 dinilai masih ada, namun cenderung bersifat selektif dan tidak merata ke seluruh saham.
Head of Research KISI Sekuritas, Muhammad Wafi, menilai sentimen window dressing dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter global memang membantu menjaga sentimen pasar.
Namun, arus dana asing yang masih fluktuatif membuat reli akhir tahun lebih terbatas pada saham-saham tertentu.
“Ada peluang Santa Claus Rally, tapi selektif. Reli lebih ke saham-saham tertentu,” ujar Wafi kepada Kontan, Senin (15/12/2025).
Baca Juga: Masuki Momen Santa Claus Rally, Berikut Saham Pilihan Akhir Tahun
Jika reli akhir tahun terjadi, Wafi menilai dampaknya terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bersifat positif namun terbatas.
Ia melihat peluang rotasi ke saham-saham big caps yang selama ini tertinggal, terutama perbankan besar dan saham consumer defensive.
Momentum tersebut dinilai bisa mendorong rebound indeks LQ45, meski lebih ke arah normalisasi kinerja ketimbang penguatan agresif.
“LQ45 bisa rebound, tapi sifatnya lebih ke normalisasi,” katanya.
Terkait peluang IHSG menembus level psikologis 9.000, Wafi menilai target tersebut masih cukup berat untuk dicapai pada 2025.
Menurutnya, dibutuhkan kombinasi net buy asing yang konsisten, stabilitas nilai tukar rupiah, serta sikap Federal Reserve yang semakin dovish agar IHSG mampu bergerak ke level tersebut.
Baca Juga: Santa Claus Rally Berpeluang Terjadi, Analis Rekomendasikan Akumulasi Bertahap
“Tanpa dukungan faktor-faktor itu, level 9.000 masih berat dicapai,” ujarnya.
Dalam menyikapi potensi reli musiman, Wafi menyarankan investor menerapkan strategi trading dan tactical positioning, bukan masuk secara agresif. Investor disarankan memanfaatkan reli untuk melakukan profit taking bertahap, memasang stop loss, serta mengantisipasi potensi koreksi pasca Desember atau awal Januari.
Dari sisi sektoral, Wafi menilai saham perbankan big caps seperti PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), sektor consumer staples seperti PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR), sektor infrastruktur dan telekomunikasi seperti PT. Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), serta sejumlah komoditas berpeluang diuntungkan dari momentum akhir tahun.
Selanjutnya: OJK Ringankan Beban Borrower P2P Lending Terdampak Banjir di Sumatra, Ini Kata AFPI
Menarik Dibaca: 15 Tips Turunkan Tekanan Darah yang Tinggi secara Alami
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













