kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Gas alam potensial bullish di jangka panjang


Selasa, 21 November 2017 / 22:10 WIB
Gas alam potensial bullish di jangka panjang


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walaupun tengah dalam tren pelemahan, harga gas alam diyakini masih berpotensi bullish dalam jangka panjang. Rencana beberapa negara untuk meningkatkan porsi penggunaan gas alam sebagai campuran energi diyakini mampu meningkatkan permintaan.

"Begitu musim dingin lewat sentimen balik ke fokus bauran gas alam sebagai energi," ungkap Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoints Futures, Selasa (21/11).

Peluang peningkatan permintaan datang dari India. Mereka menargetkan untuk meningkatkan porsi campuran gas alam dari saat ini yang masih berada di kisaran 6,5% menjadi 15% pada tahun 2030. Konsumsi gas alam India diperkirakan akan meningkat dari sekitar 50 miliar meter kubik (bcm) saat ini menjadi sekitar 70 bcm pada tahun 2022 dan 100 bcm pada tahun 2030. Langkah ini dilakukan untuk memenuhi target iklim dan menurunkan emisi.

Menurut data pelacakan kapal di Thomson Reuters, dalam 10 bulan pertama tahun ini, impor LNG India mencapai 16,4 juta ton. Selama tahun 2016, India mengimpor sekitar 19,7 juta ton.

Begitu juga dengan China. Negeri Tirai Bambu itu juga meningkatkan impor LNG karena mencoba mengurangi jumlah batubara dalam bauran energinya. Dalam 10 bulan pertama tahun ini China tercatat mengimpor 28,8 juta ton LNG. Jumlah tersebut tercatat 45% lebih banyak dari jumlah impor China pada periode yang sama tahun lalu.

"Kalau akhir tahun kemungkinan harga berada di kisaran US$ 3.400-US$ 3.500 per mmbtu," proyeksi Andri.

Secara teknikal, untuk jangka pendek dan menengah gas alam masih menunjukkan peluang koreksi. Harganya berada di bawah garis moving average (MA) 50 dan MA 100.

Namun, untuk jangka panjang masih berpeluang mengalami penguatan, karena harganya berada di atas garis MA 200. Begitu pula, moving average convergence divergence (MACD) yang menunjukkan potensi penguatan di level 0,018. Indikator stochastic mengisyaratkan sinyal koreksi di level 21,2. Sedangkan indikator relative strength index (RSI) berada di area netral level 46,8.

Untuk besok (22/11), diperkirakan harga gas alam akan berada di kisaran US$ 3,010-US$ 3.040 per mmbtu. Sedangkan sepekan kemungkinan akan melemah di area US$ 3,080-US$ 2.980 per mmbtu.

Asal tahu saja, mengutip Bloomberg, Selasa (21/11) pukul 18.45 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Desember 2017 di ICE Futures Exchange terkoreksi 0,89% ke US$ 3,020 per mmbtu. Dibandingkan sepekan sebelumnya harganya telah terkoreksi cukup dalam sekitar 1,77%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×