kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Garap Proyek Tembaga, Emas, dan Nikel, Begini Strategi Ekspansi Merdeka Copper (MDKA)


Selasa, 13 Juni 2023 / 19:56 WIB
Garap Proyek Tembaga, Emas, dan Nikel, Begini Strategi Ekspansi Merdeka Copper (MDKA)
ILUSTRASI. Merdeka Copper Gold (MDKA) getol ekspansi dari hulu tambang hingga ke hilirisasi.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) getol ekspansi dari hulu tambang hingga ke hilirisasi. Emiten yang terafiliasi dengan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) dan Garibaldi "Boy" Thohir ini sedang menggarap proyek tembaga, emas dan nikel.

Presiden Direktur Merdeka Copper Gold Albert Saputro membeberkan sejumlah proyek prioritas MDKA. Pertama, proyek tembaga Tujuh Bukit. Dengan estimasi usia tambang lebih dari 30 tahun, rencana ekspansi proyek ini dilakukan bertahap. Investasinya ditaksir mencapai US$ 757 juta.

Kedua, proyek emas Pani. Feasibility study dijadwalkan selesai pada akhir kuartal III-2023 dan hasilnya akan diumumkan pada kuartal IV-2023. "Proyek Pani diharapkan menjadi tambang emas berumur panjang dan berbiaya rendah. Kami tengah mempersiapkan proses penambangan secara komprehensif," ungkap Albert dalam paparan publik virtual, Selasa (13/6).

Ketiga, ekspansi dilakukan melalui entitas anak PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA). Emiten yang baru go public pada 18 April 2023 ini berperan sebagai pendorong utama bisnis MDKA ke hilir rantai nilai baterai kendaraan listrik.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Merdeka Battery (MBMA) Usai Akuisisi Produsen Nikel Matte

Sejumlah proyek yang digarap antaran lain tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), dua pabrik High Pressure Acid Leaching (HPAL), konverter nickel matte, proyek pabrik Acid Iron Metal (AIM), dan pabrik Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF).

Smelter RKEF yang digarap lewat Zhao Hui Nickel (ZHN) ditargetkan beroperasi pada semester kedua tahun ini. Sedangkan untuk smelter HPAL, MBMA akan mengembangkan dua pabrik dengan total kapasitas mencapai 240.000 ton per tahun.

Direktur Merdeka Copper Gold David Thomas Fowler menyebut, ekspansi tersebut membutuhkan investasi yang besar. Guna menopang strategi tersebut, MDKA menyiapkan belanja modal (capex) sekitar US$ 750 juta.

Sekadar gambaran, jika dikonversi dengan asumsi kurs saat ini sebesar Rp 14.860 per dolar AS, maka capex MDKA setara Rp 11,14 triliun. Capex itu dialokasikan untuk proyek AIM US$ 250 juta, pengembangan tambang SCM US$ 90 juta, proyek emas Pani US$ 110 juta, dan smelter ZHN US$ 130 juta.

Baca Juga: Laba Bersih Merdeka Copper (MDKA) Merosot di Kuartal I, Simak Rekomendasi Sahamnya

MDKA Mendongkrak Produksi

Secara operasional, Albert menjelaskan pada tahun ini MDKA menargetkan peningkatan produksi emas dibandingkan tahun 2022. Sumber produksi emas grup MDKA yaitu Tambang Emas Tujuh Bukit selama tahun lalu memproduksi 125.133 ons emas dengan All in Sustaining Cost (AISC) sebesar US$ 1.131 per ons emas.

Sedangkan pada tahun 2023, produksi emas dari Tambang Emas Tujuh Bukit ditargetkan berada di kisaran 120.000 hingga 140.000 ons emas dengan AISC sebesar US$ 1.100-US$ 1.300 per ons emas.  

Tak hanya dari emas, MDKA juga ingin mendongkrak produksi tembaga. Pada tahun lalu, tambang tembaga Wetar memproduksi sebanyak 19.551 ton tembaga dengan AISC sebesar US$ 3,37 per pon tembaga. 

Baca Juga: Indeks Barang Baku Menukik, Simak Rekomendasi Saham Pilihan yang Masih Layak Dilirik

Produksi tembaga tahun ini dari Wetar ditargetkan berkisar 16.000 ton–20.000 ton tembaga dengan proyeksi AISC sebesar US$ 3,70–US$ 4,70 per pon tembaga. Sementara itu, dari smelter RKEF yang memproduksi NPI, MDKA menargetkan produksi sekitar 18.000 ton–20.000 ton NPI dengan AISC US$ 13.000–US$ 15.000 per ton nikel. 

Albert menambahkan, proyek AIM akan menjadi bagian penguatan bisnis hilirisasi dalam rantai nilai baterai di bawah pengelolaan MBMA. Adapun, bahan baku proyek AIM ini di antaranya high-grade pyrite, berasal dari tambang tembaga Wetar.

Sumber daya bijih dari tambang tersebut diproyeksikan dapat mendukung produksi proyek AIM selama lebih dari 25 tahun ke depan. "Kami optimistis rencana dan target operasi 2023 akan mampu mendorong valuasi perusahaan terus bertumbuh positif secara berkesinambungan," tandas Albert.

Baca Juga: Laba Bersih Merdeka Copper (MDKA) Merosot 95,5% pada Kuartal I-2023

Rekomendasi Saham

Langkah ekspansi MDKA belum sejalan dengan pergerakan harga sahamnya. Pada perdagangan Selasa (13/6), MDKA masih bergerak di zona merah, ditutup turun 0,97% ke harga Rp 3.070. Mengakumulasi pelemahan 25,49% sejak awal tahun 2023.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo melihat ekspansi yang getol dilakukan MDKA bisa memoles prospek bisnisnya secara jangka panjang. Hal ini dapat menjadi daya tarik bagi investor.

Sehingga penurunan harga saham MDKA belakangan ini bisa menjadi kesempatan untuk buy on weakness. Rekomendasinya, buy on weakness saham MDKA dengan mencermati support Rp 2.750 dan resistance pada Rp 3.800.

Sedangkan Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian memberikan catatan. Prospek kinerja MDKA di tahun ini akan sejalan dengan sektor barang baku. Sentimen dari pertumbuhan ekonomi global, permintaan dari negeri industri dan harga komoditas akan membayangi.

Mempertimbangkan situasi makro dan pergerakan saham secara teknikal, Rio menyarankan wait and see terhadap MDKA. Peluang untuk masuk berada di area support Rp 2.950 dan Rp 2.870 dengan resistance di Rp 3.240 dan Rp 3.340.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×