Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Saat ini, properti milik Herdi ada yang berbentuk rumah, apartemen, dan ruko. Ada yang dijual kembali dan ada juga yang disewakan, tergantung dengan kondisi pasar. Menurutnya, properti dapat menjadi lahan investasi yang aman karena harganya cenderung tidak termakan inflasi.
Yang tak kalah penting, ketika sudah berkeluarga, Herdi juga mulai memikirkan pentingnya membeli asuransi, terutama asuransi jiwa.
Menurutnya, asuransi jiwa juga merupakan suatu investasi karena dapat menjaga stabilitas investasi yang sudah ada.
Sebagai contoh, dengan memiliki asuransi jiwa yang biasanya juga mencakup asuransi kesehatan, ketika dirinya butuh biaya pengobatan, maka ia dapat mengklaim asuransinya. Dengan kata lain, ia tak perlu menguras tabungan ataupun dana investasi lainnya untuk menutupi biaya pengobatan.
Menurutnya, asuransi jiwa sangat penting untuk seseorang yang berperan sebagai tulang punggung keluarga. Pasalnya, apabila tulang punggung keluarga tersebut meninggal dunia, maka keluarganya yang ditinggalkan dapat menerima uang asuransi sesuai dengan perjanjian yang tertera.
Baca Juga: Menimbang Cuan dan Risiko dari Hot Stock
Investasi di sektor riil
Tak hanya berinvestasi di instrumen keuangan dan properti, Herdi juga mencoba menanamkan modalnya di usaha-usaha riil. Jika ia menilai bisnis tersebut memiliki prospek yang bagus, Herdi akan ikut menyetorkan modalnya dengan berharap adanya imbal hasil yang lebih baik.
"Saya dan teman-teman pengusaha lainnya berinvestasi di perusahaan rintisan. Bukan hanya yang berbasis digital tapi di sektor riil juga bisa. Misalnya, sekarang banyak orang-orang kreatif yang menjual kaus dengan gambar-gambar unik yang memberikan value added," tutur Herdi.
Akan tetapi, menurutnya, untuk bisa berkecimpung ke jenis investasi tersebut, seseorang butuh berbagai macam wawasan dan pengalaman. Pasalnya, jenis investasi ini membutuhkan penilaian dan perhitungan prospek serta risiko yang lebih mendalam.
Baca Juga: Saham-Saham Teknologi Lesu, Diprediksi Tidak Akan Naik Setinggi Tahun Lalu
Kejeblos di saham IPO
Herdi bercerita pengalaman ruginya dalam berinvestasi di saham ketika ia masih sangat mengikuti emosi dan kurang berhati-hati. Suatu ketika, Herdi berinvestasi sekian ratus juta rupiah di saham yang baru IPO dengan tujuan trading. Tak lama, saham tersebut justru terus turun hingga harganya mentok di Rp 50 per saham.
Herdi mengaku, saat itu ia kurang memperhitungkan keberlanjutan bisnis serta prospek sektor usaha perusahaan yang bersangkutan. "Itu kerugian yang luar biasa. Dari ratusan juga rupiah tersisa belasan juta rupiah saja," ungkap Herdi.
Pria yang kini berusia 44 tahun ini mengimbau kepada investor pemula untuk banyak membaca dan mendengar, baik dari berita, laporan keuangan, seminar, pelatihan, maupun sumber-sumber terpercaya lainnya. Hal ini bertujuan supaya investor pemula dapat benar-benar tahu kondisi fundamental dari suatu saham atau perusahaan itu sendiri.
Di sisi lain, Herdi juga telah banyak mencicipi keuntungan investasi berupa capital gain dan adanya passive income. Menurutnya, semakin besar hasil investasi, maka stabilitas keuangan akan semakin aman serta daya beli tetap terjaga.
Baca Juga: Pencemaran Nama Baik, Selebgram Indra Kenz Laporkan Korban Penipuan Binomo Ke Polda
Salah satu hal yang menjadi motivasi Herdi untuk terus berinvestasi adalah kecintaannya pada dunia otomotif. Herdi senang dengan mobil-mobil keluaran baru berteknologi canggih. Ia mengisi waktu luangnya dengan pergi ke pameran mobil, membaca bacaan tentang otomotif, dan menonton konten otomotif di YouTube.
"Ada mobil-mobil tertentu yang harganya mahal. Nah, meningkatkan investasi bisa menjadi cara supaya bisa membeli mobil tersebut tanpa mengurangi tingkat kekayaan dan investasi," tutur Herdi.
Meskipun begitu, ia tidak serta merta terus mengorbankan investasinya untuk memenuhi keinginannya memiliki mobil tertentu. Menurutnya, semua keinginan juga harus dikontrol sehingga tidak sampai pada tahap terlalu konsumtif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News