kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Filipina & Indonesia terparah di emerging market


Senin, 08 Juli 2013 / 13:48 WIB
Filipina & Indonesia terparah di emerging market
ILUSTRASI. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan, terlalu dini bagi negara mana pun untuk menyerah, atau menyatakan kemenangan atas pandemi Covid-19. Fabrice Coffrini/Pool via REUTERS.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KUALA LUMPUR. Saham-saham yang diperdagangkan di bursa  emerging market berguguran pada transaksi hari ini (8/7). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 13.16 waktu Hong Kong, indeks MSCI Emerging Markets tergerus 1,4% menjadi 904,91. Ini merupakan level terendah sejak 26 Juni lalu.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa emerging market. Salah satu di antaranya yakni: Zijin Mining Group Co yang turun 2,5% sehingga menyumbang penurunan terbesar Hang Seng China Enterprises Index.

Selain itu, sejumlah indeks acuan di emerging market yang mencatatkan penurunan terdalam adalah bursa Filipina dan Indonesia, dengan penurunan lebih dari 2%.

Ada sejumlah isu penting yang mempengaruhi bursa emerging market. Salah satunya adalah spekulasi investor bahwa bank sentral AS akan segera memangkas nilai penggelontoran stimulus mulai tahun ini. Prediksi ini didasarkan pada data tenaga kerja AS yang menunjukkan penambahan melampaui prediksi analis. Pasalnya, data tenaga kerja AS yang bertambah menunjukkan pemulihan ekonomi AS.

"Berita baik dari data tenaga kerja AS sebenarnya bukan kabar baik bagi pasar saham emerging market. Data  tersebut memicu spekulasi the Fed akan mengakhiri program quantitative easing secepatnya," jelas Akbar Syarief, fund manager MNC Asset Management di Jakarta kepada Bloomberg.

Catatan saja, bursa emerging market sudah terpangkas 14% sejak pimpinan the Fed Ben S Bernanke memberikan sinyal untuk mengakhiri program QE jika pasar tenaga kerja AS membaik sejak 22 Mei lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×