Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat tipis pada transaksi perdagangan Jumat (8/11). Data RTI menunjukkan, indeks naik 12,36 poin atau 0,20% menjadi 6.177,99. Dengan demikian, indeks sudah turun 0,47% di sepanjang pekan lalu.
Lantas, bagaimana dengan prediksi analis pada pekan ini?
"Pekan ini pasar masih akan di warnai oleh kepastian pemotongan tarif menjelang kesepakatan perang dagang fase satu," jelas Hans Kwee, Direktur PT Anugerah Mega Investama.
Dia menguraikan, juru bicara Kementerian Perdagangan China dan pejabat AS sudah memberikan konfirmasi bahwa AS dan China telah sepakat untuk membatalkan beberapa tarif dan lebih dekat dengan perjanjian perdagangan "fase pertama". Rencana ini dikabarkan menghadapi pertentangan di internal Gedung Putih, di mana Presiden Donald Trump dalam sambutannya kepada wartawan di Gedung Putih, mengatakan dia belum setuju penundaan tarif impor yang dituntut oleh China.
Hans memprediksi, masalah yang dibicarakan kedua negara lebih fokus pada perlindungan kekayaan intelektual, manipulasi mata uang dan neraca perdagangan.
Pada awal pekan lalu, pasar sempat melemah setelah ada laporan yang menyebutkan Presiden Donald Trump dan pemimpin China Xi Jinping kemungkinan tidak akan bertemu untuk menandatangani kesepakatan perdagangan sampai Desember. Pertemuan antara Trump dan Xi dapat ditunda karena kedua belah pihak masih perlu memutuskan sejumlah persyaratan dan tempat untuk melakukan pertemuan.
Baca Juga: Meski IHSG hijau, ternyata lebih banyak saham turun harga (8/11)
China mengiginkan AS untuk menghapus lebih banyak tarif impor senilai US$ 125 miliar yang dikenakan pada September sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan "fase pertama" (ini yang masih belum dapat di sepakati Trump).
Ekonom PBB mengatakan perang perdagangan China-AS adalah situasi yang merugikan kedua Negara dan dunia. Perang dagang di perkirakana menelan biaya US$ 35 miliar bagi China pada paruh pertama tahun ini, sementara konsumen dan perusahaan AS menanggung beban terberat dari tarif yang lebih mahal.
Baca Juga: Masih Ada Potensi Window Dressing, IHSG Bisa Menuju 6.500 di Akhir Tahun premium
Hans menguraikan, ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi IHSG pada pekan ini. Pertama, AS dan China akan terus berusahan mencari solusi masalah perdagangan kedua negara.
Kedua, Bank of England memutuskan untuk mempertahankan suku bunga stabil di posisi 0,75%, tetapi beberapa pejabat (termasuk Gubernur Mark Carney), mengatakan akan mempertimbangkan penurunan jika hambatan global dan masalah Brexit tidak berkurang.
Ketiga, data ekonomi Indonesia masih positif. Data Indonesia masih cukup baik tetapi pasar akan berhati-hati menanti perkembangan perang dagang dan peluang ekonomi dunia memasuki periode resesi.
Baca Juga: IHSG Lemah, Ini 10 Saham yang Paling Terpuruk di Pekan Lalu (4-8 November)
"IHSG kami perkirakan berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 6.139 sampai 6.100 dan resistance di level 6.200 sampai 6.240," jelas Hans.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News