Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Ekonom PBB mengatakan perang perdagangan China-AS adalah situasi yang merugikan kedua Negara dan dunia. Perang dagang di perkirakana menelan biaya US$ 35 miliar bagi China pada paruh pertama tahun ini, sementara konsumen dan perusahaan AS menanggung beban terberat dari tarif yang lebih mahal.
Baca Juga: Masih Ada Potensi Window Dressing, IHSG Bisa Menuju 6.500 di Akhir Tahun premium
Hans menguraikan, ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi IHSG pada pekan ini. Pertama, AS dan China akan terus berusahan mencari solusi masalah perdagangan kedua negara.
Kedua, Bank of England memutuskan untuk mempertahankan suku bunga stabil di posisi 0,75%, tetapi beberapa pejabat (termasuk Gubernur Mark Carney), mengatakan akan mempertimbangkan penurunan jika hambatan global dan masalah Brexit tidak berkurang.
Ketiga, data ekonomi Indonesia masih positif. Data Indonesia masih cukup baik tetapi pasar akan berhati-hati menanti perkembangan perang dagang dan peluang ekonomi dunia memasuki periode resesi.
Baca Juga: IHSG Lemah, Ini 10 Saham yang Paling Terpuruk di Pekan Lalu (4-8 November)
"IHSG kami perkirakan berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 6.139 sampai 6.100 dan resistance di level 6.200 sampai 6.240," jelas Hans.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News