kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

ENRG tak berniat rights issue dalam waktu dekat


Jumat, 07 Februari 2014 / 15:16 WIB
ENRG tak berniat rights issue dalam waktu dekat
ILUSTRASI. Inggris, para pemimpin dunia, dan keluarga kerajaan dari seluruh dunia akan hadir dalam upacara pemakaman Ratu Elizabeth. Danny Lawson/Pool via REUTERS


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kelanjutan rencana PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) semakin tidak jelas, terutama setelah PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN) berniat menggelar aksi korporasi serupa.

Herwin W. Hidayat, Kepala Hubungan Investor ENRG enggan memberikan pernyataan tegas soal kelanjutan rencana aksi korporasi yang biasa disebut rights issue tersebut.

"Pihak ENRG belum merencanakan aksi korporasi apapun dalam waktu dekat," terang Herwin kepada KONTAN, Jumat (7/2). Rencana rights issue ENRG sejatinya sudah berhembus sejak Agustus 2013 lalu.

Dalam prospektus yang dirilis 2 Agustus 2013, ENRG berniat menerbitkan 20.981.989.426 saham seharga Rp 140 per saham dan berpotensi meraup dana Rp 2,94 triliun. Pada 15 September 2013, ENRG menurunkan harga rights issue  menjadi Rp 120 per saham, dengan asumsi perolehan Rp 2,52 triliun.

Dana tersebut rencananya akan digunakan ENRG untuk mengakuisisi 49% saham EMP International (BVI) Ltd (EIBL) dari Owen Holding Ltd. Namun, pada 17 September 2013, ENRG memang menyatakan menunda rights issue hingga batas yang belum ditentukan.

Dalam wawancara selepas konferensi pers pada 12 November 2013, Didit A. Ratam, Direktur Keuangan ENRG menyatakan, penundaan tersebut dilakukan lantaran kondisi pasar saham yang belum kondusif.

"Kalau musti rights issue sekarang, rugi lah kita," terang Didit. Manajemen ENRG, lanjut Didit, belum bisa menentukan kapan akan melanjutkan rencana rights issue tersebut.

Didit bilang, rencana rights issue ENRG di tahun lalu memang belum mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Kita musti dari nol lagi (jika mau melakukan rights issue), karena batas waktu laporan keuangan yang jadi dasar rights issue itu kan maksimal 6 bulan," ungkap Didit.

Rencana ENRG itu kembali mendapat sorotan setelah MTFN juga berniat menggelar rights issue untuk masuk ke Blok Offshore Northwest Java (ONWJ). Bedanya, MTFN akan melakukan itu dengan jalan mengakuisisi 100% saham Owen Holdings yang dimiliki Densel Venture Ltd (DVL) dan OG Resources Ltd (OGR).

Owen adalah pemilik 49% saham EIBL yang merupakan pemilik 100% saham EMP ONWL Ltd. Perusahaan ini memiliki 36,72% working interest di Blok Offshore Northwest Java (ONWJ) PSC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×