Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menelusuri aksi korporasi dua emiten. Mereka adalah PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). Keduanya sama-sama memiliki rencana rights issue dan memiliki target akuisisi yang sama.
Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan BEI mengatakan, ada beberapa hal yang akan ditanyakan kepada masing-masing manajemen. Pertama, terkait penggunaan dana. ENRG dan MTFN memiliki tujuan yang sama, yakni akuisisi.
Target akuisisinya pun bisa dibilang sama. ENRG bernat mengakuisisi 49% saham EMP International (BVI) Ltd (EIBL) milik Owen Holdings Ltd. Sementara MTFN berniat mengakuisisi 100% saham Owen. Berdasarkan prospektus kedua emiten ini, dana yang dialokasikan untuk akuisisi masing-masing sebesar Rp 2,3 triliun dan Rp 2,52 triliun.
Otoritas BEI, kata Hoesen, akan menanyakan, siapa sebenernya yang akan mengambil aset-asetnya Owen. "Selain itu, kami juga akan follow-up keterkaitan antara keduanya," ujarnya, Jumat (7/2).
Seperti yang pernah diberitakan sebelumnya, media asal London, City A.M., menemukan adanya hubungan afiliasi dalam rencana transaksiĀ ENRG dalam mengakuisisi EIBL. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) ternyata diketahui menjadi pengendali Densel Venture Ltd (DVL).
Densel Venture merupakan salah satu pemegang saham Owen Holdings. Dari prospektus MTFN kepemilikan DVL masih 69,39%. Namun, ND Owen Holdings Limited yang awalnya memegang sisa saham Owen, kini posisinya diganti oleh OG Resources Limited (OGR).
Capitalinc pun ditengarai erat kaitannya dengan keluarga Bakrie. Pasalnya, ketika perusahaan mengubah haluan bisnis dari perusahaan pembiayaan ke perusahaan minyak dan gas (migas), Seng Hoo Ong didapuk menjadi presiden direktur.
Seng adalah menantu keluarga Bakrie. Ia adalah suami dari Adinda Bakrie, putri Indra Bakrie. Namun, kini posisi puncak manajemen ini diisi oleh Srinivasa Bhat Vinayaka Bandagadde. Namun, di prospektus keduanya kompak mengatakan tidak ada hubungan afiliasi dalam transaksi masing-masing akuisisi.
Masih dari prospektus MTFN, diketahui pemilik saham utama Capitalinc masih dipegang BGC SPV Ltd. Ini merupakan kendaraan Recapital Advisory untuk menguasai saham MTFN.
"Tapi kalau tidak salah tahun lalu ada aksi korporasi di Singapura (oleh Recapital), nanti kami akan cek lagi sejauh mana keterkaitan semuanya," jelas Hoesen.
Lebih lanjut, BEI juga akan mempertanyakan mengenai nilai wajar rights issue yang dilakukan keduanya. Sekedar mengingatkan, hingga saat ini, ENRG masih juga belum mengeksekusi hajatan rights issue. Perseroan terus menunda penyelenggaraan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Alasannya karena kondisi pasar yang kurang mendukung.
Setelah tiga kali membatalkan RUPSLB, akhirnya pada September 2013, manajemen ENRG mengatakan perseroan akan menunggu hingga fluktuasi harga dan saham membaik dan lebih stabil. Adapun, harga rights sudah diturunkan dari Rp 140 per saham menjadi Rp 120 per saham.
Nah, menurut salah satu pejabat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang enggan disebut namanya mengatakan, jika yang bersangkutan sudah mendapat izin efektif, maka rights issue tidak bisa dibatalkan.
"Memang tidak ada ketentuan batas pelaksanaan kapan harus rights issue, tetapi kalau dibatalkan tidak bisa," jelasnya.
Ia mengaku akan memeriksa rencana aksi ENRG dan MTFN ini. Sementara itu, MTFN berencana menggelar RUPSLB pada 10 Maret 2014 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News