kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Empat emiten pindah ke papan utama, simak kondisi fundamentalnya


Rabu, 03 Juni 2020 / 19:20 WIB
Empat emiten pindah ke papan utama, simak kondisi fundamentalnya
ILUSTRASI. BEI mengumumkan perpindahan papan pencatatan empat emiten dari Papan Pengembangan ke Papan Utama.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan perpindahan papan pencatatan empat emiten dari Papan Pengembangan ke Papan Utama.

Keempat emiten itu adalah PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), PT MNC Studios International Tbk (MSIN), dan PT Phapros Tbk (PEHA).

"Perubahan penempatan papan pencatatan tersebut berlaku sejak tanggal 29 Mei 2020," seperti yang tertulis dalam pengumuman BEI yang ditandatangani Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 1 Adi Pratomo Aryanto, Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 2 Vera Florida, Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 3 Goklas Tambunan, dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan Irvan Susandy, Kamis (28/5).

Baca Juga: Pindah ke papan utama bursa, begini tanggapan Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC)

Beberapa syarat yang membuat emiten berpindah dari Papan Pengembangan ke Papan Utama, di antaranya membukukan pendapatan usaha selama tiga tahun terakhir dan membukukan laba usaha selama satu tahun buku terakhir. Menilik laporan keuangannya, keempat emiten itu mencatatkan pendapatan yang positif. Keempatnya juga membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

Pertumbuhan pendapatan paling tinggi dicatatkan oleh BFIN. Emiten yang bergerak di bidang usaha pembiayaan itu konsisten mencatatkan kenaikan pendapatan sejak tahun 2017. Di tahun 2019 BFIN mengantongi pendapatan hingga Rp 5,24 triliun naik 4,43% dari tahun 2018 yang sebesar Rp Rp 5,02 triliun. Adapun pendapatan di tahun 2018 bertumbuh signifikan hingga 119,94% dari tahun 2017 yang sebesar Rp 2,28 triliun.

Baca Juga: Sembilan obligasi dengan total nilai Rp 5,73 triliun jatuh tempo pada Juni 2020

Akan tetapi, kenaikan drastis pada pendapatan tidak diimbangi dengan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. BFIN justru mencatatkan penurunan laba bersih paling dalam. Koreksi ini dipicu oleh laba yang menurun hingga 51,51% pada tahun 2019, menjadi Rp 711,69 miliar dari sebelumnya Rp 1,47 triliun. Padahal di tahun 2018 laba BFIN tumbuh hingga 23,6%.

Penurunan laba sepanjang tahun 2019 sesungguhnya tidak hanya dialami oleh BFIN. Laba  yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk PEHA juga memerah 22,89% year on year (yoy) menjadi Rp 102,03 miliar. Di tahun 2018 emiten farmasi itu mengantongi laba hingga Rp 132,31 miliar naik 5,62% dari tahun 2017.

Padahal emiten yang tergabung dalam holding BUMN  itu secara konsisten mengalami pertumbuhan pendapatan sejak tahun 2017. Berdasar penelusuran Kontan.co.id, pendapatan PEHA bertumbuh 8,06% menjadi Rp 1,11 triliun di tahun 2019. Pendapatan di tahun 2018 pun juga bertumbuh 2,08% menjadi Rp 1,02 triliun dari sebelumnya Rp 1 triliun.

Baca Juga: Phapros (PEHA) mengembangkan bisnis alat kesehatan

Dari empat emiten yang naik papan, hanya MSIN yang secara  konsisten mencatatkan penguatan baik dari sisi top line maupun bottom line. MSIN mengantongi kenaikan pendapatan hingga 17,97% sepanjang tahun 2019 menjadi Rp 1,78 triliun. Adapun pertumbuhan ini lebih mini timbang tahun 2018 yang mencapai 35,71% menjadi Rp 1,51 triliun.  

Emiten yang bergerak dalam bidang production house, advertising dan manajemen talent itu juga terus mencatat keuntungan sejak tahun 2017. Tercatat, di tahun 2019 laba MSIN terkerek 0,28% menjadi Rp 211,41 miliar. Pertumbuhan laba tahun itu lebih tipis dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 73,46% menjadi Rp 210,81 miliar dari tahun sebelumnya Rp 121,53 miliar.

Baca Juga: Media Nusantara Citra (MNCN) targetkan pendapatan tumbuh dua digit tahun ini

Untuk IPCC, pendapatannya  terus meningkat sejak tiga tahun yang lalu, akan tetapi labanya menurun di tahun 2019. Emiten bongkar muat barang dari dan ke kapal itu mengantongi pendapatan hingga Rp 523,22 miliar naik 0,26% dari tahun 2018 yang sebesar Rp 521,84 miliar. Adapun pendapatan di tahun 2018 juga menguat 23,64% dari tahun 2017.

Dari sisi laba bersihnya, IPCC mengalami penguatan yang signifikan hingga 30,76% sepanjang tahun 2018, menjadi Rp 170,18 miliar dari sebelumnya Rp 130,15 miliar. Akan tetapi, laba bersih tersebut terkoreksi cukup dalam 20,5% menjadi Rp 135,3 miliar tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×