Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Penurunan laba sepanjang tahun 2019 sesungguhnya tidak hanya dialami oleh BFIN. Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk PEHA juga memerah 22,89% year on year (yoy) menjadi Rp 102,03 miliar. Di tahun 2018 emiten farmasi itu mengantongi laba hingga Rp 132,31 miliar naik 5,62% dari tahun 2017.
Padahal emiten yang tergabung dalam holding BUMN itu secara konsisten mengalami pertumbuhan pendapatan sejak tahun 2017. Berdasar penelusuran Kontan.co.id, pendapatan PEHA bertumbuh 8,06% menjadi Rp 1,11 triliun di tahun 2019. Pendapatan di tahun 2018 pun juga bertumbuh 2,08% menjadi Rp 1,02 triliun dari sebelumnya Rp 1 triliun.
Baca Juga: Phapros (PEHA) mengembangkan bisnis alat kesehatan
Dari empat emiten yang naik papan, hanya MSIN yang secara konsisten mencatatkan penguatan baik dari sisi top line maupun bottom line. MSIN mengantongi kenaikan pendapatan hingga 17,97% sepanjang tahun 2019 menjadi Rp 1,78 triliun. Adapun pertumbuhan ini lebih mini timbang tahun 2018 yang mencapai 35,71% menjadi Rp 1,51 triliun.
Emiten yang bergerak dalam bidang production house, advertising dan manajemen talent itu juga terus mencatat keuntungan sejak tahun 2017. Tercatat, di tahun 2019 laba MSIN terkerek 0,28% menjadi Rp 211,41 miliar. Pertumbuhan laba tahun itu lebih tipis dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 73,46% menjadi Rp 210,81 miliar dari tahun sebelumnya Rp 121,53 miliar.
Baca Juga: Media Nusantara Citra (MNCN) targetkan pendapatan tumbuh dua digit tahun ini
Untuk IPCC, pendapatannya terus meningkat sejak tiga tahun yang lalu, akan tetapi labanya menurun di tahun 2019. Emiten bongkar muat barang dari dan ke kapal itu mengantongi pendapatan hingga Rp 523,22 miliar naik 0,26% dari tahun 2018 yang sebesar Rp 521,84 miliar. Adapun pendapatan di tahun 2018 juga menguat 23,64% dari tahun 2017.
Dari sisi laba bersihnya, IPCC mengalami penguatan yang signifikan hingga 30,76% sepanjang tahun 2018, menjadi Rp 170,18 miliar dari sebelumnya Rp 130,15 miliar. Akan tetapi, laba bersih tersebut terkoreksi cukup dalam 20,5% menjadi Rp 135,3 miliar tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News