kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Emiten poultry masih hadapi tantangan pelemahan harga ayam


Minggu, 22 September 2019 / 21:55 WIB
Emiten poultry masih hadapi tantangan pelemahan harga ayam
ILUSTRASI. Peternakan ayam dengan sistem kandang closed house


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perunggasan atau poultry masih cukup menantang di sisa tahun ini. Hal tersebut seiring masih melemahnya harga ayam jenis broiler maupun day old chicken (DOC).

Sebelumnya, pemerintah lewat kementerian pertanian memandatkan kepada 48 produsen unggas di Indonesia untuk melakukan program culling atau pemusnahan ayam broiler berusia di atas 68 minggu pada 26 Juni sampai 9 Juli lalu.

Baca Juga: Harganya terperosok di pekan lalu, ini performa saham, PER dan PBV emiten poultry

Analis Mirae Asset Sekuritas Mimi Halimin menyampaikan, pasca pelaksanaan program tersebut, harga rata-rata ayam hidup di bulan Juli sebenarnya mulai pulih. Namun, kenaikan tersebut tidak berlangsung lama.

Di sejumlah daerah, harga rata-rata ayam hidup kembali mengalami penurunan. Misalnya di Jawa Barat, harga rata-rata ayam hidup turun 10,9% (mom) di bulan Agustus.

Bahkan, posisi harga berada di bawah kisaran harga referensi pasar yakni di kisaran Rp 18.000—Rp 20.000 per kilogram.

Saat itu, pelemahan harga terjadi lantaran permintaan masyarakat terhadap ayam cenderung lambat. Keberadaan perayaan Idul Adha pun hanya mampu meningkatkan permintaan terhadap daging sapi dan kambing.

Baca Juga: Kemendag panggil asosiasi bahas anjloknya harga ayam

Pelemahan harga rata-rata ayam hidup kembali berlanjut hingga awal bulan September. “Kami berpikir bahwa harga yang lesu di bulan September adalah bagian dari siklus penurunan harga ayam akibat perayaan bulan Suro,” ungkap Mimi dalam riset 11 September lalu.

Menurutnya, jika harga ayam broiler dan DOC tak kunjung mengalami kenaikan secara signfikan di sisa bulan September, bukan tidak mungkin emiten-emiten poultry akan mencatatkan margin operasi negatif di kuartal III-2019.

Kementerian pertanian sebenarnya masih berusaha menyelamatkan harga ayam. Berdasarkan surat edaran Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian No. 02003/PK.010/F/09/2019 yang dirilis 2 September 2019, sebanyak 44 perusahaan pembibitan unggas diminta untuk mengurangi produksi bibit ayam sebanyak 10 juta bibit per minggu.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×