Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Tidak jauh berbeda, Analis Panin Sekuritas William Hartanto mencermati, rights issue KAEF memang paling atraktif mengingat dana yang dihimpun nantinya akan digunakan untuk memperkuat digitalisasi farmasi. "Seperti yang kita tahu, saat ini memang sedang trennya digital," ujar William kepada Kontan.co.id, Selasa (13/7).
Asal tahu saja, KAEF tengah berupaya memperkuat sisi operasional dengan melakukan transformasi digital agar proses dari hulu ke hilir, dari pabrik, distribusi, dan ritel farmasi akan terhubung semua dalam sistem Teknologi Informasi.
"Dengan digitalisasi farmasi, manajemen memperkirakan industri farmasi bisa menghemat biaya operasional," ungkap manajemen KAEF seperti yang dikutip dalam keterbukaan informasi KAEF, Senin (12/7).
Saat ini, KAEF sedang mengembangkan pemasaran di jalur digital. Sejak Agustus 2020, emiten farmasi itu meluncurkan aplikasi Kimia Farma Mobile yang memungkinkan pelanggan untuk dapat memperoleh layanan kesehatan hanya dengan menggunakan gawai.
Baca Juga: Pemegang saham suntik Rp 1,5 triliun, modal bersih Acset Indonusa (ACST) akan positif
Lebih lanjut William mengungkapkan, terhadap rights issue yang dianggap menarik, investor disarankan membelinya. Adapun untuk saat ini KAEF secara teknikal memiliki support di Rp 3.000 dan resistance Rp 3.500. Sahamnya direkomendasikan buy.
Sementara itu, Sukarno menyarankan investor buy on weakness KAEF untuk jangka pendek dan hold untuk jangka menengah. "Harga bisa menuju support dulu di area Rp 3.070 jika kembali breakdown Rp 3.200. Boleh buy ketika harga membentuk sinyal beli kembali atau membentuk swing low," imbuhnya.
Baca Juga: Salurkan pembiayaan kepemilikan rumah, Bank BTN dinilai perlu suntikan modal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News