kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten-emiten yang ketiban berkah perpanjangan DP 0%


Kamis, 21 Oktober 2021 / 07:35 WIB
Emiten-emiten yang ketiban berkah perpanjangan DP 0%


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan pada level 3,5% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) kemarin. Selain itu, BI juga memutuskan untuk memperpanjang ketentuan uang muka atau down payment (DP) 0% untuk kredit kendaraan bermotor (KKB) dan kredit pemilikan rumah (KPR).

Ketentuan DP 0% untuk KKB dan KPR ini masih bisa dinikmati oleh masyarakat hingga 31 Desember 2022 alias hingga akhir tahun depan. Sejalan dengan hal tersebut, bank sentral juga memperpanjang ketentuan rasio loan to value/financing to value (LTV/FTV) kredit atau pembiayaan properti menjadi paling tinggi 100% hingga 31 Desember 2022.

Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan menyebutkan insentif PPnBM dan juga mempertahankan suku bunga adalah bagian dari program stimulus pemerintah untuk mendorong pertumbuhan dengan cara menstimulus konsumsi.

Lanjutnya, suku bunga juga bagian dari cara BI untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan mempertahankan kondisi likuiditas melalui suku bunga rendah.

Baca Juga: Gaikindo proyeksi penjualan kendaraan mencapai 900 ribu unit pada 2022

Dia juga meyakini, perpanjangan relaksasi ini tidak akan menimbulkan efek negatif. Sebab, pada waktu kebijakan ini digulirkan, terkhusus periode pelaksanaannya saat itu pemerintah tidak memperhitungkan akan adanya gelombang ke-2 Covid yang lebih besar dari sebelumnya.

"Sehingga perpanjangan pelaksanaan relaksasi ini akan menjadi wajar karena ekonomi di kuartal III kembali terpukul penerapan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM)," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (20/10).

Senada, CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya menilai, keputusan mempertahankan suku bunga itu memang dengan harapan perekonomian Indonesia bisa bertumbuh. Sebabnya, dengan menahan suku bunga di angka yang rendah diharapkan masyarakat akan meningkatkan konsumsi di sektor riil.

"Sehingga perekonomian berjalan seperti sebelum Covid-19 dan juga angka inflasi mencapai target yang diharapkan," ujarnya.

Nah, ia juga menilai akan memberikan dampak yang positif terhadap banyak sektor. Pertama, perbankan yang mana dengan suku bunga ditahan di 3,5% maka akan semakin banyak masyarakat yang akan melakukan kredit. Kedua, sektor properti, terutama yang kaitannya dengan rumah tapak.

"Untuk properti juga tentunya akan memberikan dampak positif untuk pusat belanja dengan pelonggaran PPKM," sebutnya.

Ketiga, sektor otomotif yang mana dengan adanya PPnBM yang diperpanjang pemerintah. Selain itu juga ditambah November nanti akan ada pameran GIIAS sehingga, ia menilai akan semakin mendorong masyarakat untuk melakukan pembelian kendaraan bermotor.

Oleh sebab itu, Bernadus merekomendasikan BBNI dengan target harga Rp 8.000, BBTN dengan target harga Rp 2.000, CTRA di Rp 1.300, SMRA Rp 1.200, dan ASII dengan target harga Rp 7.000.

Baca Juga: Tekan emisi karbon, Sri Mulyani atur ulang ketentuan PPnBM mobil

Praus Kapital sendiri menilai, dengan relaksasi tersebut maka emiten yang diuntungkan secara langsung adalah emiten otomotif seperti ASII dan IMAS. Menurutnya, kebijakan ini akan mampu mendongkrak konsumsi masyarakat terhadap produk otomotif (4W).

Berikutnya adalah pembiayaan, baik oleh emiten pembiayaan maupun emiten perbankan, dan terakhir adalah manufaktur komponen otomotif.

"Kalau untuk emiten otomotif kami masih merekomendasikan ASII dan ASII juga masih sangat layak di akumulasi. Target harga kami untuk ASII (12M) di Rp7.850 ~ PE'21 sebesar 18x," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×